Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri A
Grid.ID - Teka-teki wanita misterius yang mengirim sate beracun akhirnya menemui titik terang.
Pasalnya, Kepolisian Resor (Polres) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku telah mengantongi ciri-ciri wanita misterius itu.
Tak lama lagi, teka-teki wanita misterius pengirim sate yang menyebabkan anak dari driver ojek online (ojol) meninggal dunia di Bantul akan segera terkuak.
Dikutip dari TribunTimur.com, Sabtu (1/5/2021), Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, paket sate yang menewaskan bocah SD kelas 4 itu telah dikirim seorang wanita yang berusia sekitar 25 tahun.
Dengan ciri-ciri kulit putih dan tinggi badannya berkisar 160 sentimeter, Ngadi mengatakan, pihaknya sedang mencocokan keterangan saksi dengan kamera pemantau di sekitar lokasi kejadian.
"Baru ciri-ciri, untuk identitasnya semoga tidak lama lagi," kata Ngadi.
Segera ungkap perkembangan penyidikan, Ngadi yakin pengirim paket beracun itu bisa segera ditangkap.
Selain itu dari hasil pemeriksaan laboratorium di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DIY didapati bumbu sate tersebut mengandung racun jenis C.
“Racun ini mudah didapatkan di tempat umum,” ujarnya.
Sementara itu, disampaikan dari Kompas.com sebelumnya, saksi telah membeberkan wanita misterius pada pihak berwajib.
Sang ojol bernama Bandiman mengaku telah dititipi makanan untuk dikirimkan dari sekitar Stadion Mandala Krida Yogyakarta, pada Minggu (25/4/2021).
"Perempuan itu mengenakan baju krem. Dia membawa dua kotak makanan berisi lontong dan kudapan."
"Dia bilang saya tidak punya aplikasi tapi saya ingin mengirimkan paket takjil ke Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul," kata Bandiman atau supir ojek online (ojol) yang menerima paket sate dari wanita misterius tersebut.
Pelaku yang mengaku tak memiliki aplikasi ojol, akhirnya membuat Bandiman menerima paket tersebut.
Sepakat dengan ongkos sebesar Rp 25.000, wanita misterius itu justru memberikan biaya lebih yakni Rp 30.000.
Atas nama Hamid, wanita tersebut meminta paketan tersebut agar dikirim ke sebuah alamat yang ia berikan, di kawasan Pakualaman untuk seseorang bernama Tomi di Kapanewon Kasihan, Bantul.
Sesampai di alamat tujuan, penerima kiriman sate ternyata sedang orang berada di luar kota.
Sementara orang yang berada di rumah tujuan menolak kiriman itu lantaran tak kenal dengan nama Hamid.
Alhasil, pemilik rumah akhirnya memberikan paket tersebut untuk Bandiman agar dimakan untuk berbuka puasa.
Dibawa pulang, Bandiman langsung menyantap paket tersebut bersama anak dan istrinya.
Namun sayang, tak lama setelah menyantap paket sate tersebut anak dan istri Bandiman mengalami reaksi yang tak biasa.
"Anak saya (NFP) bilangnya pahit panas dan lari ke kulkas minum," sebut Bandiman.
Ketika berjalan, NFP (8), anak Bandiman tiba-tiba pingsan tersungkur.
Tidak lama setelah itu, Titik Rini, istri Bandiman, muntah.
Keduanya kemudian dilarikan ke RSUD Wirosaban Kota Yogyakarta.
Namun sayang, nyawa NFP tidak tertolong, sementara Titik masih bisa diselamatkan.
Menurut Titik, dari tampilannya tidak ada yang mencurigakan dari lontong itu.
"Kalau basi kayaknya enggak, soalnya nggak bau, lontongnya masih bagus," tandas Titik.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Makassar |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nesiana Yuko A |