Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Sempat dikabarkan kritis hingga masuk ruang ICU, suami Joanna Alexandra meninggal di usia 36 tahun.
Sebelumnya, suami Joanna Alexandra, Raditya Oloan, diketahui sempat terinfeksi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Melansir Kompas.com, Raditya Oloan sempat dirawat di IMCU RS Wisma Atlet sejak 14 April 2021 dikarenakan penurunan saturasi oksigen.
Diketahui bahwa Raditya Oloan ternyata memiliki penyakit bawaaan atau komorbid asma.
Selama dirawat di RS Wisma Atlet hingga akhirnya Raditya Oloan meninggal dunia, ia pun tidak mengalami perkembangan sehingga harus dirujuk ke RSUP Persahabatan.
Kondisinya sempat membaik hingga akhirnya keluar dari ruang ICU pada 26 April 2021.
Sayangnya, pada tanggal 1 Mei 2021, Raditya harus kembali masuk ruang ICU karena kondisinya menurun hingga akhirnya kritis.
Baca Juga: Raditya Oloan Meninggal Dunia, Rekan-rekan Artis Turut Berduka dan Sampaikan Doa
Tak hanya menyerang paru-paru, virus Corona yang bersarang di tubuh Raditya ternyata juga menyerang fungsi ginjalnya.
Melansir dari unggahan Joanna di Instagram, sang suami juga sempat mengalami cytokine storm atau badai sitokin.
"Dia mengalami badai sitokin yang menyebabkan hiperinflamasi di seluruh tubuhnya," tulis Joanna di Instagramnya @joannaalexandra yang dikutip dari Kompas.com
Walau akhirnya dikabarkan telah negatif Covid-19, Raditya Oloan menghembuskan napas terakhir pada Kamis (6/5/2021) dan meninggalkan istri serta keempat anaknya.
Lantas, apa yang dimaksud badai sitokin?
Seperti yang dikutip dari TribunManado.co.id, badai sitokin merupakan istilah untuk menggambarkan respons imun tubuh yang berlebihan karena infeksi.
Sitokin sendiri merupakan protein yang berfungsi mengkomunikasikan sinyal-sinyal tubuh untuk merespons infeksi.
Ketika sistem imun terlalu berlebihan dalam merespons, maka tubuh bisa mengalami hiperinflamasi.
Hiperinflamasi adalah sebuah sindrom di mana tubuh mengalami peningkatan peradangan yang menyerang banyak organ tubuh.
Adapun kaitannya dengan virus Corona adalah, ketika virus memasuki tubuh, sel-sel darah putih akan berusaha memproduksi sitokin untuk menghindari tubuh dari peradangan.
Sayangnya, ketika terjadi badai sitokin, tubuh akan terus menerus memproduksi sitokin sehingga sel-sel imun terus berdatangan tanpa bisa dikendalikan.
Tentunya kondisi ini sangat berbahaya dan fatal karena organ-organ tubuh seperti paru-paru akan mengalami peradangan parah sampai akhirnya fungsi paru-paru menurun.
Penurunan fungsi paru-paru akhirnya membuat penderitanya kesulitan bernapas lalu meninggal dunia.
(*)
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Kompas.com,Tribunmanado.co.id |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Irene Cynthia |