Parapuan.co - Scarlett Johansson baru-baru ini membicarakan tentang karakternya Black Widow di Marvel Cinematic Universe.
Scarlett Johansson rupanya tak menampik bahwa pada awal dia memainkan karakter Black Widow di Iron Man 2, perannya itu merupakan bentuk dari hypersexualization.
Asal tahu saja, melansir Quebec, hypersexualixation merupakan atribusi oleh media tentang karakter seksual pada produk atau perilaku yang secara intrinsik tidak mengandung seksualitas.
Hiperseksualisasi dapat dilihat di majalah, video, film, industri fashion dan khususnya dalam periklanan.
Dan, inilah yang dirasakan oleh Scarlett Johansson waktu awal memainkan peran Black Widow.
Namun, seiring bertambahnya waktu, pihak Marvel pun mulai mematangkan karakter Black Widow sehingga seperti sekarang.
“Saya merasa karakter ini seperti potongan akan sesuatu dan seperti milik. Mungkin saat itu mungkin itu benar-benar terasa seperti pujian. Tapi, sekarang pemikiran saya berbeda. Harga diri saya sendiri mungkin diukur dengan komentar seperti itu, seperti yang mungkin dirasakan oleh perempuan,” ujarnya melansir dari popsugar.
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | Tentry Yudvi Dian Utami |