Grid.ID - Di tengah pandemi yang masih berlanjut ini, Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli, terus bekerja sama dengan EDU Foundation.
Allianz Indonesia terus mendukung peningkatan kualitas pendidikan anak dengan kembali menyelenggarakan PEDIA (Program Edukasi dan Inovasi untuk Anak) untuk ke-4 kalinya.
Program kerja sama berkelanjutan ini selalu hadir dengan terobosan baru di setiap tahun pelaksanaannya.
Program Smart Mobile Library-GO! (SMILEY-GO!) yang sukses dijalankan pada tahun lalu, kini kembali diadakan dari bulan April 2021 sampai Maret 2022.
Hal ini merupakan wujud komitmen Allianz Indonesia untuk meningkatkan literasi anak usia SD, dengan menyediakan buku-buku bacaan gratis.
Program ini masih bekerja sama dengan komunitas dan RPTRA di lima wilayah di DKI Jakarta, dimana pengelolanya menyerahkan paket buku bacaan dengan mendatangi anak dari rumah ke rumah.
Selain itu yang baru dari SMILEY-GO! tahun ini adalah, adanya program Sahabat Pena.
Melalui program ini anak-anak akan didorong untuk aktif menulis surat yang kemudian dikirimkan ke anak lain antar komunitas yang berbeda.
“SMILEY-GO! yang berjalan di awal pandemi tahun lalu mendapatkan respon dan atusiasme yang positif dari anak-anak.”
“Pencapaian tersebut membuat kami kembali membuka SMILEY-GO! dengan dilengkapi terobosan baru yakni Sahabat Pena, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan literasi menulis pada anak.”
“Inisiatif tersebut lahir dari kekhawatiran kami di situasi pandemi yang memaksa anak menjalani pembelajaran jarak jauh, sehingga anak jadi lebih sering berkomunikasi secara daring.”
“Pada program Sahabat Pena, anak-anak bebas menuliskan cerita apapun dalam suratnya.”
“Mereka akan mengirimkan, dan menerima surat dari sahabatnya di komunitas lain, saat petugas datang membawakan buku bacaan ke rumah mereka.”
“Kami yakin hal ini akan membawa pengalaman baru yang berkesan bagi anak-anak,” tutur Ni Made Daryanti, Ketua Yayasan Allianz Peduli
“Saya senang sekali ikut dalam program ini dan mendapatkan pinjaman buku dari SMILEY-GO!, saya bisa membacanya bersama adik saya.”
“Saya selalu tidak sabar setiap menunggu kakak SMILEY-GO! datang untuk membawakan buku-buku yang baru, semuanya bagus dan seru-seru!”
“Saya juga senang mendapatkan balasan surat Sahabat Pena dari teman-teman di RPTRA lain.”
“Saya jadi bisa dapat teman baru,” ujar Delisha, salah satu anak dari RPTRA Alur Flamboyan, Jakarta Barat.
Selain SMILEY-GO! program unggulan lain dari PEDIA adalah kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi (LABU) yang juga berjalan sukses pada tahun lalu, dan kembali diadakan tahun ini pada bulan Juli 2021 sampai Oktober 2021.
Malam final akan dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2021 bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (World Mental Health Day).
Program ini bertujuan untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahaya tindakan bullying atau perundungan yang kian hari semakin mengkhawatirkan.
Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak.
Untuk Bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat.
Data pengaduan anak kepada KPAI bagai fenomena gunung es.
Sama seperti pernyataan Presiden pada rapat terbatas, Kamis (9/1/2020), melalui data SIMFONI PPA.
Bahkan Januari sampai Februari kita terus setiap hari membaca berita dan menonton fenomena kekerasan anak.
Hal itu pula yang mendasari Yayasan Allianz Peduli bersama dengan EDU terus melanjutkan program LABU pada tahun ini.
“Masalah bullying harus menjadi perhatian kita demi menghadirkan lingkungan belajar dan bertumbuh yang nyaman bagi generasi muda.”
“Melalui program LABU, kami harapkan kasus bullying semakin berkurang dan akhirnya tidak ada lagi yang menjadi pelaku dan korban.”
“Kompetisi LABU tahun ini membuka kesempatan bagi remaja usia 15 -19 tahun, dan tidak terbatas pada siswa perwakilan sekolah saja.”
“Semua remaja di seluruh Indonesia yang memenuhi syarat usia bisa mendaftarkan diri di program ini,” lanjut Ni Made Daryanti.
“Sesuai dengan visi dan misi kami yang ingin meningkatkan well-being anak-anak dan remaja, dengan diadakannya kompetisi LABU ini para remaja akan belajar banyak hal untuk mengasah kreativitas, dan menyalurkan energi mereka melalui hal yang positif dan menyenangkan.”
“Sehingga bagi mereka yang pernah menjadi pelaku bullying maupun korban, mampu melanjutkan hidupnya dengan baik hingga dewasa nanti,” jelas Zaky Zakaria, Direktur Eksekutif EDU Foundation.
Pelaksanaan program LABU dilakukan secara daring karena masih menyesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini.
Peserta akan diberikan berbagai pembekalan oleh para ahli di bidangnya, yaitu para komika dan psikolog profesional.
Tahun ini, LABU akan menghadirkan Mo Sidik, komika profesional yang menjadi Top 5 dalam Stand Up Comedy Indonesia dan komedian bersertifikasi internasional; Isman HS, penulis dan salah satu founder komunitas Stand Up Comedy Indo, dan Wawan Cikuk, grand finalist Stand Up Comedy Academy tahun kedua yang akan menjadi mentor, serta Astrid Wen, psikolog profesional untuk penanganan masalah anak dan remaja dari PION Clinic yang akan memberikan materi luar biasa bagi peserta selama program berlangsung. (*)
5 Shio Paling Gak Suka Pamer Pasangan di Media Sosial, Ingin Bebas dari Orang Julid
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Okki Margaretha |