Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Bukan lagi didominasi orang dewasa, Covid-19 juga kian menyerang anak-anak.
Bahkan, angka positif corona bagi anak juga semakin meningkat.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan bahwa risiko terpaparnyan anak terhadap Covid-19 sama besarnya dengan orang dewasa.
Menurut Dr dr Ni Putu Siadi Purniati, Sp A (K), anak sangat rentan terkena Covid-19.
Oleh karena itu, butuh pengawasan yang ketat terkait protokol kesehatan.
Sebagai contoh, di Bali, anak yang rentan tertular Covid-19 berada dalam usia 7-12 tahun.
Kemudian, 16-18 tahun, dan 12-15 tahun.
"Rata-rata seperti itu. Bali seperti itu, atas 7 tahun lebih tinggi. Mungkin belum mengerti protokol kesehatan, sudah melakukan kontak dengan teman-teman positif tapi tidak menunjukkan gejala," katanya seperti Grid.ID kutip dari Tribunnews.com.
Jika anak positif Covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri dirumah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Diwartakan Kompas.com, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis panduan isoman untuk anak positif Covid-19.
1. Perhatikan gejala
Hal utama yang perlu disadari adalah anak yang isoman harus tidak memiliki gejala (asimptomatik).
Bisa juga hanya mengalami gejala ringan, misalnya batuk, pilek, demam, diare, muntah, dan ruam.
Kemudian, anak masih aktif dan bisa makan serta minum seperti biasa.
Pastikan kamar memiliki ventilasi yang baik.
2. Orang tua masih bisa mengasuh
Orang tua masih bisa merawat anak atau balita yang positif Covid-19.
Akan tetapi, harus orangtua yang berisiko rendah terdap gejala beratnya.
Jangan lupa untuk tidur di kasur yang terpisah dengan jarak dua meter.
Lakukan juga pemeriksaan suhu tubuh dua kali sehari kepada anak saat pagi dan malam.
Selalu pantau gejala dan berikan dukungan psikologis.
3. Kenali tanda bahaya
Perhatikan apabila anak menunjukkan tanda bahaya.
Adapun tanda bahaya misalnya, anak terlalu banyak tidur, napas cepat, ada cekungan di dada, hidung kembang kempis, mata merah, ruam, leher bengkak, kejang, dan mata cekung.
Baca Juga: Siap Vaksinasi, Yuk Bangun Semangat Anak Agar Mau Vaksin Covid-19, Lakukan 4 Panduan Berikut Ini!
Kemudian, kondisi lainnya seperti buah air kecil berkurang, demam lebih dari tujuh hari, saturasi oksigen
Laju napas yang berbahaya, yaitu:
Lebih dari 60 kali per menit pada bayi di bawah dua bulan.
Lebih dari 50 kali per menit pada bayi usia dua sampai 11 bulan.
Lebih dari 40 kali per menit pada balita 1-5 tahun.
Terakhir, lebih dari 30 kali per menit pada anak di atas usia lima tahun.
4. Alat-alat
Siapkan termometer dan oximeter.
Termometer berguna untuk mengukur suhu tubuh anak.
Kemudian, oximeter berguna untuk mengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi anak.
Baca Juga: BPOM Izinkan Sinovac Untuk Anak-anak! Ini 7 Syarat Vaksin Covid-19 Bagi Usia 12-17 Tahun
5. Obat-obatan
Jangan lupa siapkan paracetamol sebagai obat demam.
Kemudian, berikan zink 10 mg per hari selama 14 hari.
Untuk multivitamin, bisa vitamin C dan D3.
Sesuaikan dosisnya dengan usia dan berat badan anak.
6. Tetap pakai masker
Pastikan masker tetap dipakai dengan tepat.
Lepaskan masker saat tidur saja.
Masker ini bisa digunakan pada anak di atas dua tahun.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Mencapai 2 Juta, Begini Tips Isolasi Mandiri di Rumah Sesuai Anjuran CDC
Anak juga bisa melepas masker jika berada di ruangan sendiri atau berjarak dua meter dengan orang tua.
Orang tua juga bisa memakai pelindung mata saat berada di ruangan yang sama dengan anak.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Deshinta N |