Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID- PT Kimia Farma (Persero) Tbk akan membuka layanan vaksinasi Covid-19 berbayar melalui kliniknya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Namun untuk sementara ini, baru delapan klinik Kimia Farma yang bisa melayani vaksinasi mandiri.
Pelayanan vaksinasi Covid-19 mandiri ini nantinya dibuka mulai 12 Juli 2021.
Adapun jenis vaksin yang tersedia di klinik Kimia Farma adalah Sinopharm.
Seperti apakah jenis vaksin Sinopharm? Vaksin ini merupakan buatan China dan telah diujikan di beberapa negara lain.
Mengutip Kompas.com, Minggu (11/7/2021), vaksin tersebut telah masuk dalam daftar vaksin Covid-19 WHO dan mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA/izin penggunaan darurat) di China, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan Yordania, dan kini juga di Indonesia.
Sama seperti Sinovac, vaksin ini menggunakan platform yang sama yaitu virus yang diinaktivasi atau berjenis inactivated vaccine.
Baca Juga: Tak Perlu Takut dengan Efek Samping Vaksin Covid-19, Ternyata Bisa Dicegah dengan 5 Cara Mudah Ini
Mengutip penjelasan Badan Kesehatan Dunia (WHO), vaksin berjenis inactivated adalah vaksin yang menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan terhadap virus, tanpa mengambil risiko respons penyakit yang serius.
Namun vaksin Sinopharm sedikit berbeda dari segi pengemasan. Vaksin ini dilengkapi dengan pemantau suhu pada botolnya.
Itu merupakan pertama kalinya vaksin dilengkapi dengan pemantau suhu pada wadahnya.
Stiker kecil pada botol vaksin nantinya bisa berubah warna saat vaksin terkena panas.
Hal itu berguna untuk memberi tahu petugas kesehatan apakah vaksin tersebut dapat digunakan dengan aman.
Dalam uji klinik di Uni Emirat Arab, efikasi vaksin buatan China ini mencapai 78 persen, dan vaksin ini dapat digunakan pada populasi usia 18 tahun ke atas sampai orang lanjut usia (lansia).
Menurut keterangan BPOM, vaksin tersebut aman digunakan dan telah memiliki izin penggunaan darurat.
Izin penggunaan darurat vaksin Sinopharm di Indonesia telah terbit pada 29 April 2021.
Adapun efek samping pasca-imunisasi (KIPI) dari penggunaan vaksin Sinopharm bersifat ringan, seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, atau batuk.
Sementara itu, WHO merekomendasikan vaksin tersebut diberikan kepada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Pemberiannya dalam dua dosis suntikan. Adapun selang waktu penyuntikan antara dosis pertama dan dosis kedua disarankan tiga hingga empat minggu.
Vaksin Sinopharm juga telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Harga Vaksin
Untuk mendapatkan vaksin Sinopharm, peserta bisa melakukan pendaftaran di Kimia Farma melalui call center, website, dan aplikasi resminya.
"Untuk pendaftaran dan lain-lain, bisa melalui Kimia Farma Mobile," kata Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk Ganti Winarno Putro dikutip dari Tribun Jateng, Minggu (11/7/2021).
Sejauh ini, baru 8 klinik Kimia Farma yang melayani vaksinasi berbayar. Nantinya akan dibuka secara bertahap.
Adapun aturan mengenai harga vaksin tertuang di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/4643/2021 tentang Penetapan Besaran Harga Pembelian Vaksin Produksi Sinopharm Melalui Penunjukkan PT Bio Farma (Persero) dalam Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Covid-19 dan Tarif Maksimal Pelayanan Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong.
Di dalam aturan tersebut dijelaskan, harga pembelian vaksin produksi Sinopharm tersebut sebesar Rp 321.660 per dosis.
Kemudian ditambah tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 per dosis.
Setiap penerima nantinya bakal mendapatkan dua kali dosis vaksin. Artinya, harga vaksin gotong royong yang harus dibayarkan per individu adalah sebesar Rp 879.140 untuk dua kali dosis vaksin.
(*)
Anggunnya Aaliyah Massaid saat Maternity Shoot, Berbalut Gaun Panjang Tanpa Umbar Perut Seksi
Source | : | Tribun Jateng,KOMPAS.com |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Mia Della Vita |