Grid.ID – Nasib nahas menimpa bayi yang maih berusia 29 hari, bernama Beverly Alezha Marlein.
Beverly meninggal dunia setelah terpapar Covid-19 dan mengalami kondisi kritis.
Kisah Beverly ini mengundang simpati luas di media sosial lantaran bayi tersebut terpapar akibat klaster keluarga, yang berkunjung ke rumah Beverly sebagai tradisi kunjungan menjenguk bayi yang baru lahir.
Dari kunjungan keluarga itu, sebanyak 17 orang terpapar Covid-19, termasuk Beverly.
Ibunda Beverly, Tirsa, menceritakan awal terpaparnya Beverly.
Beverly lahir pada 8 Juni 2021. Dua hari kemudian, ia dijenguk oleh keluarga besarnya.
Saat lahir, berdasarkan penuturan Tirsa, Beverley lahir dengan keadaan sehat.
Sebelum melahirkan, Tirsa juga telah melakukan tes Covid-19 dan hasilnya negatif.
"Lahir dengan keadaan yang bagus dan sehat. Pokoknya enggak ada penyakit apa pun," kata Tirsa bercerita kepada Kompas.com, Minggu (11/7/2021).
"Akhirnya kami pulang ke rumah. Saking senangnya, ada keluarga yang mengunjungi rumah kami (di Cengkareng, Jakarta Barat)," lanjutnya.
Seminggu setelah kunjungan tersebut, Tirsa menuturkan, ada dua keluarganya yang bergejala, salah satunya suaminya.
"Tes PCR, ternyata hasil keduanya positif. Tetapi kami enggak tahu itu virusnya dari siapa. Dari mananya enggak tahu," ujar Tirsa.
Kemudian, keluarga besar di lingkungan Tirsa melakukan tes Covid-19 massal.
Di lingkungan tersebut, ada tiga rumah dari keluarga besar Tirsa yang lokasinya berdekatan.
Setelah tes massal, diketahui banyak anggota keluarga besar itu yang terpapar Covid-19, salah satunya Beverly.
"Saya, Bev, kakaknya Bev, dan beberapa anggota keluarga. Hasil positif 22 Juni 2021," ucap Tirsa.
Setelah itu, Tirsa berkonsultasi ke dokter anak terkait terpaparnya Beverley.
Diputuskanlah isolasi mandiri di rumah.
"Isolasi mandiri karena (awalnya) tidak ada gejala. Beverly juga enggak ada gejala. Tapi dengan pantauan dokter anak," ucap Tirsa.
Kemudian, pada 27 Juni 2021, Beverly mulai bergejala dan Tirsa berinisiatif ke dokter anak.
Namun, pada saat itu tutup karena Minggu. Beverly baru mendapat penanganan dokter pada 29 Juni 2021 dan dinyatakan terinfeksi paru-paru.
"Ternyata Beverly infeksi paru-parunya dan direkomendasikan ke rumah sakit yang ada NICU-nya," kata Tirsa.
Tirsa kemudian mencari rumah sakit (RS) yang ada di Jakarta.
Tirsa mengatakan, hampir 10 RS yang ia kunjungi, tetapi hasilnya nihil.
"Karena kondisi seperti ini ya," tutur Tirsa.
Malam harinya, ia mendapat telepon dari temannya yang mengabarkan salah satu RS di Tangerang bersedia menampung Beverly.
Tirsa kemudian berkomunikasi dengan dokter di RS tersebut.
“Dokter enggak ngomong ada NICU, 'ke sini aja dulu, ditangani dulu. NICU-nya kami usakan menyusul'," kata Tirsa menirukan omongan dokter.
Kemudian Beverly langsung menjalani inkubasi, saturasinya saat itu di bawah 69 persen.
Namun, berkat pertolongan dokter, kondisi Beverly kembali membaik.
Beverley juga mendapatkan ruang NICU pada hari itu juga.
Tirsa menuturkan, selama mendapatkan perawatan, kondisi Beverly naik-turun.
Pada 30 Juni 2021, Beverly sempat mengalami kritis karena saturasi oksigen di angka 30 persen.
Namun, pada Rabu (7/7/2021) siang, nyawa Beverley tidak tertolong lagi.
"Dokter ngomong, kemungkinan jantungnya berhenti mendadak karena saking capeknya," ujar Tirsa.
Setelah meninggal, Beverly menjalani hasil tes Covid-19, yakni pada 1 dan 7 Juli 2021.
Hasil tes menunjukkan negatif.
"Beverly negatif jadi bisa dimakamkan di TPU non-Covid-19," kata Tirsa.
Tirsa tidak menyalahkan pihak keluarga. Ia hanya mengimbau kepada masyarakat agar lebih protektif pada saat kondisi seperti ini.
"Terlebih yang punya bayi agar menjaga bayinya. Enggak usah ada kerumunan atau dikunjungi," ucap Tirsa.
Dengan kasus Beverly, Tirsa berharap, ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bayi Berusia 29 Hari Meninggal Dunia karena Covid-19 setelah Dikunjungi Keluarga"
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | None |
Editor | : | Okki Margaretha |