"Angka kasus di India naik hingga 40 kali lipat, tapi di sisi lain dia turun dengan sangat cepat," ungkap eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara periode 2018-2020 itu saat menjadi pembicara dalam agenda Diskusi Penanganan Covid-19 di Indonesia yang diselenggarakan LKBN Antara di Jakarta, Kamis (8/7/2021).
Berikut adalah tiga langkah utama India dalam meredakan tsunami Covid-19.
1. Pembatasan sosial berbagai tingkat
Langkah pertama, ketika kasus meningkat tajam di India, beberapa daerah atau negara bagian di negara itu melakukan berbagai tingkat pembatasan sosial.
Ada yang membatasi kegiatan dengan pemberlakuan jam malam, dan ada juga yang lockdown secara penuh atau sebagian sampai beberapa waktu, jelas Tjandra.
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu melanjutkan, India juga menganalisis pola pergerakan pada saat pembatasan kegiatan yang dihubungkan dengan penurunan jumlah kasus harian.
Pada masa pengetatan wilayah, kata Tjandra, semua sektor aktivitas masyarakat dihentikan, termasuk buruh dan pabrik, semua berhenti secara total karena dikhawatirkan memberikan dampak pada pekerja.
"New Delhi misalnya, mulai menerapkan lockdown total pada 17 April 2021 dan ketika kasus mulai terkendali, maka pada 31 Mei 2021 mulai dilakukan pelonggaran dalam bentuk unlocking process secara bertahap."
"Pembukaan lockdown yang dimulai buruh harian, buruh pabrik, dan pekerja bangunan supaya orang yang kerja harian ada pemasukan," katanya.
Sepekan memasuki masa pelonggaran, kata Tjandra, baru diikuti dengan pembukaan aktivitas perniagaan di berbagai pertokoan.
2. Perbanyak tes Covid-19
Langkah kedua yang dilakukan India adalah meningkatkan tes Covid-19.
Pada Februari 2021 sebelum tsunami Covid-19, tes yang dilakukan per hari berkisar 700.000-800.000.
"Begitu ada peningkatan kasus, jumlah tes dinaikkan secara amat besar-besaran dan mencapai lebih dari dua juta tes seharinya pada Mei 2021."
Tjandra menerangkan, pengujian Covid-19 punya tiga manfaat yang sangat penting.
Pertama, yang positif dapat ditangani dari aspek kesehatannya.
Kedua, pasien dapat diisolasi atau dikarantina mandiri atau dirawat sesuai kebutuhan.
Ketiga, dapat diputus rantai penularan dari yang positif ke masyarakat di sekitarnya.
"Tentu saja sesudah tes, harus diikuti dengan kegiatan telusur yang masif pula," imbuh Tjandra.
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | kompas |
Penulis | : | None |
Editor | : | Irene Cynthia Hadi |