Grid.id - Indonesia kini tengah dalam masa krisis pandemi covid-19.
Sebelum Indonesia, ada India yang mengalami lonjakan kasus tertinggi alias tsunami covid-19 pada bulan April hingga Mei 2021 lalu.
Menurut data Worldometers, puncak tertingginya adalah tanggal 6 Mei ketika dalam sehari ada 414.433 kasus baru virus corona di India.
Namun, setelah dihantam tsunami Covid-19, kurva kasus baru di India perlahan turun lagi.
Sejak pertengahan Juni, angkanya stabil di bawah 70.000 kasus harian, lalu memasuki Juli berada di kisaran 30.000-40.000 kasus per hari.
Tampak setelah tsunami Covid-19 pada April-Mei, yang dalam 24 jam bisa mencapai 300.000-400.000 kasus, kini turun perlahan dan stabil di kisaran 30.000-40.000 kasus per hari.
Lantas, apa yang dilakukan India?
Pakar kesehatan dari Universitas Indonesia, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengemukakan bahwa India melakukan berbagai upaya maksimal sehingga angka kasus baru terus turun dengan cepat.
"Pada 8 Mei 2021, ada 400.000 kasus, kemarin (7/7/2021) angkanya turun sepuluh kali lipat dalam waktu dua bulan. Pada 10 Juni 2021, angkanya 100.000 kasus dan sekarang sudah di bawah 40.000 kasus," katanya dikutip dari Antara, 8 Juli 2021.
"Angka kasus di India naik hingga 40 kali lipat, tapi di sisi lain dia turun dengan sangat cepat," ungkap eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara periode 2018-2020 itu saat menjadi pembicara dalam agenda Diskusi Penanganan Covid-19 di Indonesia yang diselenggarakan LKBN Antara di Jakarta, Kamis (8/7/2021).
Berikut adalah tiga langkah utama India dalam meredakan tsunami Covid-19.
1. Pembatasan sosial berbagai tingkat
Langkah pertama, ketika kasus meningkat tajam di India, beberapa daerah atau negara bagian di negara itu melakukan berbagai tingkat pembatasan sosial.
Ada yang membatasi kegiatan dengan pemberlakuan jam malam, dan ada juga yang lockdown secara penuh atau sebagian sampai beberapa waktu, jelas Tjandra.
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu melanjutkan, India juga menganalisis pola pergerakan pada saat pembatasan kegiatan yang dihubungkan dengan penurunan jumlah kasus harian.
Pada masa pengetatan wilayah, kata Tjandra, semua sektor aktivitas masyarakat dihentikan, termasuk buruh dan pabrik, semua berhenti secara total karena dikhawatirkan memberikan dampak pada pekerja.
"New Delhi misalnya, mulai menerapkan lockdown total pada 17 April 2021 dan ketika kasus mulai terkendali, maka pada 31 Mei 2021 mulai dilakukan pelonggaran dalam bentuk unlocking process secara bertahap."
"Pembukaan lockdown yang dimulai buruh harian, buruh pabrik, dan pekerja bangunan supaya orang yang kerja harian ada pemasukan," katanya.
Sepekan memasuki masa pelonggaran, kata Tjandra, baru diikuti dengan pembukaan aktivitas perniagaan di berbagai pertokoan.
2. Perbanyak tes Covid-19
Langkah kedua yang dilakukan India adalah meningkatkan tes Covid-19.
Pada Februari 2021 sebelum tsunami Covid-19, tes yang dilakukan per hari berkisar 700.000-800.000.
"Begitu ada peningkatan kasus, jumlah tes dinaikkan secara amat besar-besaran dan mencapai lebih dari dua juta tes seharinya pada Mei 2021."
Tjandra menerangkan, pengujian Covid-19 punya tiga manfaat yang sangat penting.
Pertama, yang positif dapat ditangani dari aspek kesehatannya.
Kedua, pasien dapat diisolasi atau dikarantina mandiri atau dirawat sesuai kebutuhan.
Ketiga, dapat diputus rantai penularan dari yang positif ke masyarakat di sekitarnya.
"Tentu saja sesudah tes, harus diikuti dengan kegiatan telusur yang masif pula," imbuh Tjandra.
3. Vaksinasi
Poin ketiga yang berandil meredakan tsunami Covid-19 India adalah vaksinasi.
Begitu kasus meningkat, India juga melakukan vaksinasi secara besar-besaran dan jumlahnya meningkat amat tajam hampir 15 kali lipat dalam empat bulan.
Dalam sehari, kata Tjandra, vaksinasi virus corona di India dapat mencapai 8 juta orang dari total populasi sekitar 1,3 miliar penduduk.
"Tentu saja selain ketiga upaya besar ini, pelayanan kesehatan juga amat diperkuat di India pada bulan-bulan yang kasusnya amat tinggi."
New York Times pada 6 Juli 2021 melaporkan, India juga menutup ekspor vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sebelumnya, India dikenal sebagai eksportir vaksin virus corona terbesar di dunia, tetapi justru kesulitan memvaksinasi rakyatnya sendiri.
Sebelum tsunami Covid-19 melanda, baru 3 persen penduduknya yang sudah disuntik dosis penuh.
4. 3M
Tjandra juga menekankan pentingnya menerapkan protokol kesehatan seperti 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak).
"Kalau toh amat terpaksa keluar rumah, maka lakukanlah tiga hal. Kesatu, tetaplah patuh untuk menjaga jarak, WHO menyebutnya sebagai farther away from others safer than close together (Lebih jauh dari orang lain lebih aman daripada berdekatan)."
Namun, jika terpaksa harus berkumpul, Tjandra mengimbau lebih baik dilakukan di area terbuka.
"Kalau betul-betul terpaksa harus di dalam ruangan, maka anjurannya adalah jendela dibuka agar ada ventilasi terbuka dengan udara luar, atau diterapkan desain ruangan dengan menerapkan teknologi sirkulasi udara dengan tepat."
Anjuran berikutnya adalah mengurangi lamanya waktu kalau harus berada di luar rumah untuk mengantisipasi penularan Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menengok Cara India Redakan Tsunami Covid-19, Bisakah Indonesia Tiru?"
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | kompas |
Penulis | : | None |
Editor | : | Irene Cynthia Hadi |