Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur Aziza
Grid.ID - Ladies, pernahkah kalian mengalami masalah keputihan?
Well, keputihan menjadi salah satu masalah yang paling sering ditemui oleh para wanita.
Melansir Tribunnews.com, keputihan merupakan hal umum yang terjadi pada wanita.
Namun, hal tersebut bisa jadi masalah jika terjadi secara berlebihan dan dibarengi dengan gejala yang lain.
Lantas, apa sih yang menyebabkan masalah ini?
Melansir GridHealth, bacterial vaginosis (BV) atau infeksi bakteri vagina merupakan penyebab paling umum dari keputihan abnormal yang terjadi pada wanita usia reproduksi (wanita yang belum mengalami menopause).
Penyakit infeksi ini merupakan hasil dari pertumbuhan berlebih dari salah satu bakteri yang secara alami ditemukan beberapa di organ intim wanita.
Baca Juga: Alih-alih Menyehatkan, Brokoli Ternyata Sayuran yang Memicu Bau Menyengat Pada Vagina, Hati-hati!
Pada kondisi normal, biasanya,bakteri "baik" (lactobacilli) akan lebih banyak daripada bakteri "jahat" (anaerob).
Namun, pada wanita dengan bakterial vaginosis, terdapat terlalu banyak bakteri anaerob.
Bakteri jahat ini mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme di organ intim yang kemudian menyebabkan infeksi bakteri vagina.
Vaginosis bakterial umumnya menyerang wanita berusia 15 hingga 44 tahun.
Dalam beberapa kasus, penyakit infeksi ini mungkin tidak menunjukan gejala.
Hanya saja, infeksi bakteri vagina juga dapat menyebabkan keluarnya cairan tipis berbau "amis" dan menyebabkan iritasi pada organ intim wanita.
Vaginosis bakterial dikaitkan dengan hasil obstetri dan ginekologi yang buruk seperti kelahiran prematur, infeksi setelah operasi seperti histerektomi, dan dapat membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi menular seksual, terutama HIV.
Semetara itu dilansir dari mayoclinic.org, terdapat kebiasaan wanita sehari-hari yang ternyata dapat menjadi faktor risiko terjadinya infeksi bakteri vagina.
1. Memiliki banyak pasangan seks atau pasangan seks baru
Dokter tidak sepenuhnya memahami hubungan antara aktivitas seksual dan bakterial vaginosis.
Akan tetapi, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki banyak pasangan seks atau pasangan seks baru.
Bakteri vaginosis juga lebih sering terjadi pada wanita yang berhubungan seks dengan wanita atau praktik lesbianisme.
2. Douching atau mencuci organ intim dengan bahan kimia
Praktek membilas organ intim wanita dengan air atau bahan pembersih (douching) dapat mengganggu keseimbangan alami vagina.
Baca Juga: Kenali 7 Jenis Bau Miss V yang Aman dan Bahaya, Ladies Wajib Tahu!
Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih dari bakteri anaerob, dan menyebabkan bakteri vaginosis.
Pasalnya, vagina membersihkan diri, sehingga douching tidak diperlukan.
Well, itulah dua kebiasaan yang bisa menjadi faktor risiko infeksi bakteri vagina.
Mulai sekarang, kamu wajib menghindari kebiasan-kebiasaan tersebut, agar terhindar dari penyakitnya.
(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan