Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Ada beberapa nama sniper yang populer bahkan disebut sebagai penembak jitu terbaik di dunia.
Dari beberapa nama sniper itu, salah satunya berasal dari Indonesia.
Sebagai informasi, sniper ialah orang yang memiliki keahlian khusus dalam menembak tepat sasaran dari berbagai jarak efektif tembak.
Selain itu sniper juga mahir berkamuflase dengan vegetasi alam sekitar.
Karenanya, untuk menjadi seorang sniper tidaklah mudah.
Beberapa sniper terbaik dunia diantaranya seorang putra terbaik bangsa yaitu Pembantu Letnan Satu (Purn.) Tatang Koswara.
Diberitakan Grid.ID tahun 2019 lalu, Tatang Koswara merupakan satu-satunya Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang namanya tercantum dalam 14 besar Sniper’s Roll of Honour.
Misi tempur Tatang Koswara berada di Timor Timur antara tahun 1977-1978.
Tatang berhasil menembak mati 41 anggota 'Krebo Hutan' Fretilin yang menjadi musuh TNI saat itu.
Melansir Wikipedia, karier sniper Tatang dimulai pada tahun 1974-1975.
Saat itu Tatang dengan 7 rekannya terpilih masuk program MTT (mobile training teams) yang dipimpin oleh Kapten Conway dari Amerika Serikat.
Lantaran Indonesia belum memiliki sniper, akhirnya muncul ide dari perwira TNI buat melatih Sniper.
Tatang dan 59 anggota TNI AD yang lain mendapat pelatihan dari Kapten Conway selama 2 tahun.
Di sana mereka dilatih untuk menembak jitu dari jarak 300, 600 dan 900 meter.
Tidak hanya dilatih menjadi sniper, tetapi mereka juga dilatih untuk bertempur melawan penyusup, melakukan kamuflase, melacak jejak serta bagaimana menghilangka jejak.
Tatang Koswara meninggal dunia pada 3 Maret 2015 pukul 19.30 akibat serangan jantung.
Selain Tatang, berikut beberapa profil sniper terbaik di dunia:
Robert Furlong
Robert Furlong merupakan seorang sniper asal Canada Army.
Ia pernah ditugaskan di Afghanistan dalam operasi militer bersandi Anaconda.
Dirinya bahkan terbukti dapat menembak musuh dari jarak 2,5 km dan tepat kena kepalanya, head shot!
Lyudmila Pavlichenko
Tangan dingin sniper rupanya tak hanya kaum pria.
Tapi berasal dari tangan wanita bernama Lyudmila Pavlichenko asal Uni Soviet (Rusia).
Bersenjatakan sepucuk senapan semi-otomatis Tokarev SVT-40, Lyudmila berhasil membunuh 36 orang dalam Perang Dunia II.
Ke 36 orang itu semuanya adalah sniper Jerman Nazi.
Vasily Zaitsev
Saat itu pertempuran Stalingrad dalam kancah Perang Dunia II antara Uni Soviet sedang parah-parahnya terjadi.
Hingga muncul seorang sniper Uni Soviet bernama Vasily Grigoryevich Zaitsev yang menjadi simbol pertempuran bagi tentara merah yang berhasil membunuh tentara musuh sebanyak 242 orang.
Duel terkenalnya ialah saat bertemu dengan sniper kelas berat Jerman, Major Konig.
Selama 3 hari mereka saling buru, hingga duel itu dimenangkan oleh Zaitsev.
Chris Kyle
Pria anggota pasukan khusus US Navy Seal ini memang punya bakat sebagai penembak jitu.
Ia bertugas militer di Irak pada Operasi Iraqi Freedom.
Chris Kyle berhasil menembak mati 160 musuh selama masa penugasannya.
Pihak musuh bahkan menjuluki Chris sebagai 'The Devil of Ramadi' karena di daerah Ramadi Irak ia banyak menghabisi lawannya.
Usai non aktif dalam kancah militer, Chris menulis buku biografinya berjudul 'American Sniper' yang juga diangkat ke layar lebar dengan judul sama.
Carlos Hathcock
Carlos Norman Hathcock II namanya begitu melegenda di dunia penembak jitu.
Jika 'Rambo' disebut sebagai sosok fiksi pahlawan perang Vietnam, maka Hathcock ialah pahlawan nyata.
Anggota US Marines itu membukukan catatan 93 kill, meski ada data tak resmi, ia berhasil membunuh 300-400 prajurit Vietnam Utara.
Simo Hayha
Simo Hayha dijuluki sebagai 'White Death' oleh musuhnya Uni Soviet karena ia selalu mengenakan pakaian putih.
Saat Soviet menyerang Finlandia pada 1939, Simo Hayha 'panen' nyawa tentara merah.
Selama peperangan ia berhasil menghabisi sampai 705 prajurit Soviet hanya dalam 100 hari, rekor pembunuhan terbesar dalam peperangan.
Ada satu kemampuan Simo yang sangat langka dimiliki oleh sniper manapun, yaitu mampu menembak tepat musuh di kejauhan walaupun tanpa dibantu periskop bidik.
(*)
Source | : | Grid.ID,Wikipedia |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Nesiana Yuko A |