Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa
Grid.ID - Sebagai ajang bergengsi internasional, Olimpiade Tokyo 2020 menjadi kompetisi yang dinantikan para atlet dari berbagai negara.
Dilansir dari TribunSport, rangkaian Olimpiade Tokyo 2020 yang sempat ditunda setahun akhirnya digelar pada 23 Juli sampai 10 Agustus 2021.
Indonesia pun turut bertanding dan mengirim perwakilan dari 8 cabang olahraga untuk mengikuti Olimpiade Tokyo 2020.
Saat kompetisi berlangsung, para atlet terus bertanding semaksimal mungkin agar dapat meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020.
Dapat dipastikan bahwa semua atlet ingin menggenggam wujud medali di Olimpiade Tokyo 2020.
Baik itu medali emas, perak, maupun perunggu, tentu ingin dimiliki oleh para atlet.
Jadi benda yang diimpikan para atlet, siapa sangka jika medali Olimpiade Tokyo 2020 ternyata terbuat dari bahan tak terduga?
Dilansir dari Kompas.com, medali-medali yang diraih oleh para juara ternyata terbuat dari bahan daur ulang.
Bahan daur ulang tersebut yakni perangkat elektronik seperti ponsel dan laptop.
Selama dua tahun, Jepang mengumpulkan bahan daur ulang untuk menghasilkan 5.000 medali perunggu, perak, dan emas Olimpiade.
Dengan cara kampanye, akhirnya berhasil terkumpul 32 kilogram emas, 3.493 kilogram perak, dan 2.200 kilogram perunggu.
Hampir 80 persen bahan tersebut dihasilkan dari perangkat elektronik kecil seperti ponsel dan laptop lama.
Proyek besar tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat, ribuan kota, perusahaan, sekolah, dan komunitas lokal.
Ada pula satu perusahaan utama yang menginisiasi adanya proyek besar tersebut, yakni Renet Japan Group.
"Kami mengembangkan gerakan pengelolaan limbah untuk proyek medali dengan kerja sama dari banyak pemangku kepentingan, dari Pemerintah Jepang hingga masyarakat lokal," ujar Direktur Renet Japan Group, Toshio Kamakura.
Pada awal proyek tersebut dibuka, hanya sekitar 600 kota yang mau berpartisipasi.
Namun pada Maret 2019 lalu, sekitar 1.600 kota akhirnya mau terlibat karena kampanye yang terus digalakkan dan kemudahan yang diberikan seperti titik pengumpulan barang bekas.
Tak berhenti di situ, proses pembuatan medali masih berlangsung dengan tahap ekstraksi dan pemurnian oleh kontraktor.
Bahan daur ulang selanjutnya dicetak ke dalam konsep desain Junichi Kawnishi.
Langkah Jepang dalam mengadakan daur ulang untuk pembuatan medali tentu dapat menjadi tahap awal pengurangan limbah elektronik.
Bahkan, cara Jepang ini kemungkinan akan menjadi harapan untuk Olimpiade Paris 2024 mendatang.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunsport.com |
Penulis | : | Nisrina Khoirunnisa |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |