Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Olimpiade Tokyo 2020 sudah berlangsung sejak Jumat (23/7/2021) dan akan berakhir pada Minggu (8/8/2021).
Sebagai tuan rumah, Jepang telah menyiapkan beberapa kebijakan terkait pagelaran Olimpiade Tokyo 2020 di tengah pandemi.
Salah satunya adalah aturan bahwa atlet tidak diperbolehkan keluar untuk makan di restoran lokal.
Oleh karena itu, Jepang telah menyiapkan 48.000 makanan setiap harinya dengan 700 menu khusus di kafetaria Olympic Village.
Meski ada 700 menu yang disediakan, ternyata ada beberapa makanan khas Jepang yang tidak disajikan untuk atlet yaiut sushi mentah.
Dikutip dari TribunJateng.com, hal ini tertera dalam aturan keselamatan Olimpiade, di mana sushi hanya boleh berisi makanan yang matang.
Contohnya adalah udang yang telah dimasak, tuna kalengan, atau menu vegetarian lainnya seperti mentimun dan acar plum.
Ternyata, ada alasan kesehatan serius dibalik larangan menyajikan sushi mentah pada atlet Olimpiade Tokyo 2020.
Melansir Kompas.com, ini lantaran ancaman cacing atau parasit tertentu yang dapat hidup pada sushi dengan bahan mentah.
Contohnya adalah nematoda, jenis cacing yang biasanya ditemukan pada ikan laut atau setengah matang.
Jika tertelan, cacing ini akan mempengaruhi saluran pencernaan dan menyebabkan radang yang memicu komplikasi kesehatan.
Adapun gejala keracunan ini termasuk sakit perut, diare, dan demam.
Dalam beberapa kasus, orang dengan kutu cacing pita dari sushi tidak akan menunjukkan gejala apa-apa.
Namun, cacing yang sudah dewasa dan berkembang biak akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan mulai dari diare, penurunan berat badan, hingga obstruksi usus.
Selain sushi yang terbuat dari bahan mentah, ada juga beberapa makanan lainnya yang sebaiknya tidak dikonsumsi dalam keadaan mentah.
Di antaranya adalah kentang, singkong, kacang merah, sosis, susu saat pertama kali diperah, kecambah, almond pahit, dan terong. (*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Kompas.com,Tribunjateng.com |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |