Grid.id - Ajang olahraga olimpiade yang digelar di Tokyo, Jepang, resmi ditutup pada Minggu (8/8/2021). Meski harus dilaksanakan di tengah pandemi, Olimpiade Tokyo 2020 berhasil mencetak sejarah bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
Indonesia berhasil membawa pulang lima medali. Satu di antaranya diraih oleh Windy Cantika Aisah dari cabang olahraga (cabor) angkat besi yang memperoleh medali perunggu.
Namun, di balik kesuksesan tersebut, rupanya para atlet mengalami tantangan tersendiri dalam mempersiapkan latihan menuju Olimpiade Tokyo 2020. Tak terkecuali, atlet di cabor angkat besi.
Persiapan para atlet tersebut dibahas dalam Dialog Produktif Rabu Utama di Media Center Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) yang digelar Rabu (11/8/2021).
Dalam acara tersebut, pelatih tim nasional (timnas) angkat besi Indonesia Dirja Wihardja mengakui, persiapan menuju Olimpiade Tokyo cukup menguras tenaga fisik dan mental para atlet.
Selain harus menerapkan protokol kesehatan ketat dan tes swab polymerase chain reaction (PCR) secara berulang, para atlet juga dituntut untuk menerapkan pola hidup sehat agar tidak mudah terpapar Covid-19.
Selain itu, Dirja mengatakan, selama 2020 tidak ada turnamen yang dapat diikuti. Para atlet pun harus menjaga performa dan stamina dengan latihan rutin di pemusatan latihan nasional (pelatnas).
“Kami melakukan simulasi pertandingan dua minggu sekali untuk menjaga atmosfer kompetisi. Sebagai persiapan Olimpiade Tokyo, tim juga mengikuti try out dua kali tahun ini ke Uzbekistan. Setidaknya, atlet mengetahui situasi pertandingan saat pandemi,” jelas Dirja melalui keterangan resmi.
Baca Juga: 5 Fakta Achmad Hulaefi, Rekan di Timnas Wushu Sekaligus PNS yang Jadi Calon Suami Lindswell Kwok
Sebagai informasi, situasi pertandingan olimpiade tahun ini memang berbeda. Selain adanya pengurangan jumlah penonton, suasana di sekeliling arena pertandingan dibuat gelap karena jumlah penonton yang sedikit.
Namun, meski harus menghadapi beragam adaptasi yang cukup mengejutkan, para atlet nasional akhirnya berhasil membawa pulang lima medali dan mengharumkan nama Indonesia.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali pun menyampaikan apresiasinya terhadap para atlet nasional Indonesia yang telah berjuang di Olimpiade Tokyo 2020.
"Pemerintah sangat mengapresiasi, bahwa di tengah tekanan dan kebiasaan baru tersebut, para atlet kita berhasil menorehkan prestasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo ini dan menjadi catatan semua pihak," tutur Zainudin.
Baca Juga: Cerita Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Hadapi Momen Krusial di Final Olimpiade Tokyo 2020
Indonesia menuju Grand Design Olahraga Nasional
Olimpiade Tokyo 2020 juga menjadi sasaran utama Grand Design Olahraga Nasional Indonesia. Dalam mewujudkannya, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja para atlet.
Salah satunya melalui pembangunan training camp di Cibubur, Jakarta. Tempat pelatihan tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas olahraga, unit relaksasi, sekolah, rumah sakit, hingga ketersediaan ahli gizi dan psikolog.
Fasilitas terpadu tersebut dibangun untuk memastikan para atlet mendapatkan persiapan fisik, mental, maupun taktik dan strategi.
Selain memastikan para atlet mendapatkan pelatihan terbaik, pemerintah juga akan memastikan kesejahteraan para atlet di masa depan.
Baca Juga: 5 Atlet Top yang Kini Jadi TNI, Ada yang Dekat dengan Presiden Jokowi, Siapa?
"Sudah banyak atlet Indonesia yang diangkat menjadi pegawai negeri sipil, terutama para peraih medali. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir untuk berkomitmen berkarier sebagai atlet," kata Zainudin.
Saat ini, pemerintah sudah mendirikan beberapa sentra pembinaan olahraga di berbagai daerah yang bertujuan untuk menjaring talenta-talenta muda di dunia olahraga.
"Kejuaraan di daerah adalah sumber atlet nasional. Dari sekitar 250.000 atlet dari daerah, kita saring bertahap, hingga akhirnya didapatkan 150 orang atlet elit nasional dari cabor unggulan, terutama untuk terjun di olimpiade,” papar Zainudin.
Semangat berolahraga dan berprestasi yang diusung perhelatan internasional tersebut pun diharapkan dapat menyuntikkan optimisme bagi masyarakat Indonesia untuk tidak berhenti berkarya di tengah pandemi Covid-19.
Siap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencetak atlet unggulan juga merupakan bagian dari persiapan menuju ajang olahraga bergengsi selanjutnya.
Untuk diketahui, Indonesia direncanakan menjadi tuan rumah ajang kejuaraan sepak bola internasional Piala Dunia FIFA U-20 2023.
Zainudin menyebut, persiapan untuk menggulirkan kompetisi Liga 1 tahun ini juga tengah dimatangkan. Tujuannya, untuk menjaring bibit unggul tim sepak bola nasional.
"Semua (atlet dan staf) yang terlibat harus sudah divaksin dan melakukan tes swab. Tidak ada penonton di arena. Misal, stadion berkapasitas 20.000 orang, maksimal 299 orang berkepentingan saja yang boleh masuk ke sana," tambah Zainudin.
Meski harus beradaptasi dengan berupa dan kebiasaan baru, seluruh upaya tersebut memang harus dilakukan sebagai langkah perlindungan dari Covid-19. Pemerintah pun mendukung penuh agar olahraga menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia.
Nikita Mirzani Sebut Keluarganya Termiskin di Dunia, Ayah Vadel Badjideh Tak Terima: Cukup Kalau Mau Liburan ke Luar Negeri!
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |