Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Deddy Corbuzier sempat menghebohkan publik karena tiba-tiba pamit dari sosial media dan podcast pada Selasa (10/8/2021).
Setelah 12 hari, Deddy Corbuzier pun kembali dan memberitahu alasan dibalik keputusannya untuk hiatus.
Melalui Instagram, mentalis dan presenter itu menjelaskan bahwa dirinya sempat mengalami sakit parah setelah terinfeksi Covid-19.
“Saya sakit… Kritis. Hampir Meninggal karena badai Cytokine. Lucunya dengan keadaan sudah negatif. Yes, it’s Covid,” tulisnya yang dikutip dari Instagram @mastercorbuzier pada Minggu (22/8/2021).
Deddy menjelaskan bahwa awalnya ia tidak merasakan gejala Covid-19 apapun lalu tiba-tiba mengalami badai sitokin dengan kerusakan paru-paru hingga 60 persen.
Namun, pria berusia 44 tahun itu bersyukur bisa melewati masa kritis karena tidak mengalami penurunan saturasi oksigen.
“Oksigen darah saya tidak turun dan bahkan diam di 97-99 persen karena pola hidup sehat saya selama ini… hingga saya bisa selamat walau dengan kerusakan paru yang parah,” lanjutnya.
Melansir Kompas.com, Penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr Karyadi Semarang, Mahirsyah Wellyan menjelaskan bahwa badai sitokin adalah reaksi berlebih sistem kekebalan tubuh.
Sitokin sendiri merupakan sejenis protein yang membantu sistem imun menangani zat menular seperti bakteri dan virus.
Dalam keadaan normal, sitokin akan bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berikatan dengan reseptor sel untuk memicu reaksi peradangan.
Hal itu hanya akan berlangsung sebentar dan sitokin akan berhenti ketika sistem kekebalan tubuh tiba di jaringan yang terinfeksi.
Pada pasien Covid-19, sitokin akan bergerak menuju jaringan paru-paru dan melindunginya dari virus.
Akibatnya, paru-paru akan mengalami peradangan parah karena sistem imun tubuh berusaha kerasa membunuh virus.
Sayangnya, peradangan ini akan terus berlanjut meski infeksi telah berakhir dan membuat penurunan fungsi paru.
Kondisi ini sangat berbahaya karena pasien akan kekurangan oksigen dan membuatnya kesulitan bernapas.
Badai sitokin yang parah juga akan membuat organ tubuh rusak dan gagal berfungsi hingga menyebabkan pasien meninggal.
Melansir Tribunnews.com, ada beberapa gejala badai sitokin yang perlu kita ketahui di antaranya adalah demam dan kedinginan, kelelahan, pembengkakan ekstremitas, mual dan muntah, sakit otot dan sendi.
Selain itu, pasien juga mengalami sakit kepala, ruam, batuk, sesak napas, napas cepat, kejang, kesulitan mengendalikan gerakan, kebingungan dan halusinasi, kelesuan dan respons tubuh yang buruk, dan pembekuan darah. (*)
Source | : | Instagram,Tribunnews.com,Kompas.com |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ragillita Desyaningrum |