Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Kehancuran hubungan pasangan kekasih kerap kali terjadi karena perselingkuhan.
Namun, tak sedikit pula orang yang rela melepaskan orang yang dicintainya meski telah berselingkuh.
Banyak pula orang yang tetap mempertahankan hubungan dengan memaafkan kekasihnya yang telah berselingkuh.
Kendati demikian, pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa si dia yang sudah berjanji tidak akan pernah selingkuh lagi tetap mengulang perbuatannya?
Dikutip Grid.ID melalui Instisari, Selasa (24/8/2021), menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Nature Neuroscience, hal ini ada hubungannya dengan bagaimana tanggapan otak dan perasaan manusia terhadap tindakan berbohong.
Untuk mendeteksi hal ini, para peneliti di University College meminta para partisipan untuk membantu pasangan mereka menebak isi koin dalam gambar sebuah kaleng yang diburamkan.
Akan tetapi, bila tebakan pasangan tersebut melebihi jumlah koin yang ada, partisipan akan mendapatkan hadiah uang.
Alhasil, para partisipan pun berbohong dan melebih-lebihkan isi kaleng tersebut.
Para peneliti kemudian mengamati amygdala, bagian dari otak yang mengatur emosi, selama partisipan berbohong.
Ternyata, semakin sering partisipan berbohong, reaksi amygdala semakin menurun yang berarti rasa penyesalan juga semakin berkurang.
Source | : | intisari,sains.kompas.com |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nurul Nareswari |