Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Tempe adalah makanan asal kacang kedelai yang difermentasi.
Produk ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu di Indonesia dan semakin populer di seluruh dunia.
Tidak seperti tahu yang terbuat dari susu kedelai kental, tempe memiliki tekstur bergelombang.
Tempe punya banyak manfaat kesehatan, maka tidak heran bayi sampai orang dewasa bisa mengonsumsi tempe.
Dilansir Grid.ID dari Solid Strats, tempe memang baik jadi salah satu asupan untuk bayi.
Tempe dapat dimakan setelah si kecil siap untuk memulai makanan padat, umumnya berusia sekitar 6 bulan.
Akan tetapi, karena tempe terbuat dari kedelai (alergen makanan yang umum), maka harus diperkenalkan dalam jumlah kecil untuk memulainya.
Tempe mengandung vitamin B (B2, B3, dan B6), yang mendorong perkembangan otak dan sel bayi.
Tempe juga mengandung banyak zat besi, kalsium, dan protein nabati lebih dari dua kali lipat jumlah tahu.
Olahan tempe pun mengandung tembaga, yang membantu bayi bisa menyerap semua zat besi dan tumbuh kuat.
Hal menarik lainnya dari tempe adalah probiotik.
Makanan fermentasi seperti tempe penuh dengan mikroorganisme pendukung ini, sehingga membantu bayi mengembangkan mikrobioma sehat (bakteri usus).
Semua kondisi tersebut bisa mendorong fungsi kekebalan dalam tubuh si kecil.
Jika memungkinkan, belilah tempe organik untuk meminimalkan paparan racun pada bayi.
Hal ini karena lebih dari 90% kedelai dimodifikasi secara genetik dan disemprot dengan pestisida, keduanya telah terbukti berkontribusi pada kondisi kesehatan yang merugikan.
Menyajikan tempe untuk bayi juga ada caranya karena harus disesuaikan dengan usia.
- Usia 6 hingga 9 bulan
Kukus tempe seukuran dua jari orang dewasa selama 10 hingga 15 menit, atau hingga tempe melunak.
Selanjutnya, tumis tempe dengan mentega atau minyak pilihan (minyak alpukat atau zaitun).
Kemudian, sajikan dan motivasi bayi untuk makan sendiri.
Berikan semangat pada bayi agar ia mau belajar memegangnya.
- Usia 9 hingga 12 bulan
Lanjutkan menyajikan tempe dalam bentuk balok.
Setelah genggaman bayi berkembang, kurangi ukuran balok menjadi kubus seukuran gigitan.
Tetaplah mengolah tempe dengan cara dikukus.
- Usia 12 hingga 24 bulan
Sajikan tempe berbentuk kubus berukuran gigitan, bisa juga dihancurkan dalam piring.
Untuk anak-anak yang picky eater, coba tambahkan rasa baru dan variasikan metode penyajiannya.
Orangtua bisa mengganti daging dengan tempe atau mencampurnya ke dalam telur orak-arik.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Solid Starts |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |