Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Berdasarkan hasil tes urin, komika Coki Pardede dinyatakan positif amphetamine atau sabu.
Hal ini telah dikonfirmasi oleh Kasat Narkoba Polres Metro Tangerang Kota, AKBP Pratomo Widodo.
"Sudah kita lakukan pemeriksaan dan positif amfetamine," kata AKBP Pratomo Widodo, Kamis (2/9/2021) seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
Sebelum itu, netizen dibuat gempar karena beredar video penggerebekan oleh polisi di kediaman Coki Pardede pada Rabu (1/9/2021).
Pasalnya, dalam video tersebut, polisi menyebutkan bahwa Coki Pardede sedang menonton video syur dengan bintang laki-laki.
Walaupun terkejut dan panik, Coki Pardede pun menyerahkan barang bukti sabu yang disimpan dalam dompetnya.
Selain itu, pria berusia 33 tahun itu diketahui menggunakan sabu dengan cara menyuntikannya melalui anal untuk memberi efek rangsangan yang cepat.
Seperti yang telah kita ketahui, sabu adalah salah satu jenis narkotika yang sering disalahgunakan.
Melansir Kompas.com, sabu atau metamfetamin kristal ini terlihat seperti pecahan kaca atau batu putih kebiruan yang mengkilat.
Biasanya, narkotika ini digunakan dengan cara dijadikan rokok, ditelan sebagai pil, disuntikkan, atau diisap melalui hidung.
Obat ini dapat meningkatkan jumlah dopamin di dalam otak yang membuat penggunanya merasa bahagia, semangat dan berenergi.
Meski begitu, efek ini biasanya hanya terjadi sesaat sehingga sering disalahgunakan orang untuk dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Ketika efek ini hilang, orang yang mengonsumsinya biasanya akan mengalami gangguan fisik dan mental.
Di antaranya adalah gangguan tidur, hiperaktif, mual, delusi, peningkatan agresivitas, emosi tak terkontrol, kebingungan, kecemasan, dan paranoia.
Tak hanya itu, penggunaan obat terlarang ini dapat memicu efek jangka panjang yang membahayakan kesehatan.
Efek jangka panjang ini di antaranya adalah peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, kerusakan pembuluh darah di otak yang menyebabkan stroke dan akhirnya menyebabkan gagal jantung, kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.
Bahkan, dalam beberapa kasus, penggunaan obat terlarang ini bisa menyebabkan kerusakan otak, kejang, yang berujung pada kematian.
Mengingat efeknya yang dapat mengancam nyawa, sebaiknya kamu jangan pernah mencoba obat terlarang ini walaupun hanya sekali. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ragillita Desyaningrum |