Grid.ID - Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menyalurkan bantuan 300 paket berisi sembako sembako.
Ratusan paket sembako itu diberikan untuk kelompok difabel netra, difabel tuli, difabel intelektual, dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), yang ada di wilayah Surakarta, Jawa Tengah.
Dana bantuan berasal dari donasi pembaca Kompas yang dikelola oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK).
Sebanyak 300 paket bantuan sembako itu diserahkan melalui Pemerintah Kota Surakarta.
Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan oleh Koordinator Pendidikan, Kesehatan, dan Pemberdayaan Masyarakat Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas kepada Sekretaris Wali Kota Surakarta, Ahyani, yang mewakili Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, pada Jumat (10/9/2021) di Pendhapi Gede Balai Kota Surakarta.
Turut hadir dalam acara itu perwakilan warga difabel penerima bantuan.
Bantuan disalurkan ke lima titik posko penyandang disabilitas di lokasi berbeda di Kota Surakarta, yaitu Posko Gd. Solo Trade Center, Posko Rumah Blogger Indonesia (RBI), Posko Kerten Laweyan, Posko Sekretariat KPSI Solo, dan Posko Banjarsari.
Penyaluran paket sembako turut dibantu oleh para sukarelawan dari Gramedia Store Solo.
Dalam sambutannya, Ahyani mengapresiasi bantuan bagi warga difabel.
Dia berharap kolaborasi pemerintah dan swasta perlu diperkuat untuk membantu warga yang kehidupannya paling terdampak sejumlah kebijakan untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
“Kami berterima kasih kepada Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas yang telah menyalurkan bantuan dari pembaca Harian Kompas,” ujarnya.
Ahyani berharap bantuan dalam bentuk lain juga diberikan kepada siswa-siswa yang akan melakukan pembelajaran tatap muka.
Bantuan bisa berupa bingkisan kecil berisi masker, sanitizer, dan peralatan lain untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Agus Murdanso (61), penyandang disabilitas daksa, mengungkapkan, pandemi memberi pukulan berat pada warga antara lain turunnya atau hilangnya pendapatan.
Agus yang menggantungkan ekonomi keluarga dengan memberikan kursus karawitan, kehilangan kesempatan untuk mendapatkan uang.
“Prioritas warga pasti memenuhi kebutuhan utama seperti makan. Jadi, kebutuhan kursus musik pasti tidak prioritas lagi,” ujarnya.
Selain di Surakarta, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas turut menyalurkan bantuan sembako ke beberapa daerah di Jabodetabek, Surabaya, Kabupaten Bandung, dan Bantul.
Selama masa PPKM sejak bulan Juli 2021 hingga Agustus 2021, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas telah menyalurkan sekitar 7 ribu paket sembako tahap pertama.
Pada tahap kedua, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas akan menyalurkan 6 ribuan paket sembako.
Bantuan paket sembako kepada kelompok difabel Surakarta masuk dalam program bantuan paket sembako tahap kedua.
Bantuan sembako diberikan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang paling terdampak pandemi Covid-19 antara lain kelompok difabel, lansia, penderita kusta, seniman, mahasiswa perantau, dan masyarakat miskin kota.
Selain sembako, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas merehabilitasi satu bangunan sekolah dasar di Majene, Sulawesi Barat yang rusak karena gempa.
Sebelumnya, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas menyalurkan bantuan beasiswa selama satu tahun ajaran untuk 100 siswa dari keluarga yang terdampak pandemi di Surabaya.
Di bidang kesehatan lingkungan, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas juga membangun 40 jamban sehat di Desa Pucungrejo, Kabupaten Magelang dengan skema hibah dana bergulir.
Program yang sama dilakukan di Sukun Jaya dan Tunjungsekar, Kota Malang bekerja sama dengan USAID IUWASH-PLUS.
Semua dana bantuan untuk masyarakat berasal dari donasi pembaca Kompas yang dikelola oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Karena itu, DKK ingin mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian dan kepercayaan pembaca.
Sekilas mengenai Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)
Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantropi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K Ojong (founders Kompas Gramedia).
DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak tahun 2011.
Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan, sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin.
Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966.
Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan.
Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.
Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.
Program-program besarnya antara lain operasi katarak untuk 10.000 warga tidak mampu, pembangunan sarana fisik pendidikan, pembangunan fasilitas sanitasi dan sebagainya.
Awalnya, penggalangan dana DKK melalui Dompet Kemanusiaan Kompas yang berada di bawah naungan Harian Kompas.
Para relawannya meliputi wartawan dan karyawan Harian Kompas dari berbagai divisi.
Pada perkembangan selanjutnya, penggalangan dana juga dilakukan oleh unit usaha lain di bawah Kompas Gramedia seperti KompasTV, Gramedia, dan Universitas Multimedia Nusantara.
Para relawannya kini tidak hanya sebatas karyawan Harian Kompas tetapi juga karyawan-karyawan dari berbagai unit usaha Kompas Gramedia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Daerah (FKD).
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi narahubung Anung Wendyartaka, Manajer Eksekutif Yayasan DKK: 0816-4818-528. (*)
Anti Hedon, Sederhananya Putra Inul Daratista, Rela Jajan Sehari Cuma Segini Walau Sang Ibu Bergelimang Harta
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Okki Margaretha |