Grid.ID - Publik mungkin tak asing lagi dengan sosok Dewi Yull.
Ya, Dewi Yull merupakan artis sekaligus penyanyi yang moncer di era 90-an.
Dewi Yull sendiri sukses berkarya di belantika musik Tanah Air hingga melahirkan lagu-lagu hit salah satunya adalah lagunya berjudul 'Jangan Ada Dusta di Antara Kita' dengan Broery Marantika.
Tak hanya jago bernyanyi, Dewi Yull bahkan juga pandai berakting hingga sukses membintangi berbagai judul film dan sinetron.
Pemilik nama lengkap Raden Ayu Dewi Puji Astuti atau akrab disapa Dewi Yull ini merupakan keturunan bangsawan Kesultanan Cirebon dan Melayu Palembang.
Melansir dari laman Kompas.com, ayahanda Dewi Yull bernama HRP Soendaryo, seorang keturunan bangsawan dari Kesultanan Cirebon.
Sementara ibundanya, Masayu Dewi Hetimawati merupakan keturunan bangsawan Melayu Palembang.
Wanita yang lahir pada 10 Mei 1961 ini merupakan mantan istri aktor kawakan Ray Sahetapy 24 tahun lamanya.
Dewi Yull dikaruniai empat orang anak, yakni Giscka Putri Agustina (almarhumah), Rama Putra, Panji Surya Putra, dan Muhammad Raya.
Karier Dewi Yull kian moncer lantaran kerap digandengkan dengan Broery Pesolima yang dianggap sebagai pasangan panggung serasi.
Tak hanya itu, Dewi Yull juga sempat membintangi beberapa judul sinetron, salah satunya Losmen.
Ia bahkan, telah menjadi bintang film di beberapa judul, antara lain Gadis, Kembang Kertas, dan Penyesalan Seumur Hidup.
Namun kini, di tengah pandemi Covid-19, penyanyi senior itu harus beralih profesi jadi penjual bandeng.
Pasalnya, dampak dari Covid-19 yang memengaruhi perekonomian negara Indonesia tak hanya dirasakan kaum menengah ke bawah tetapi juga semua kalangan.
Termasuk para selebriti yang turut banting setir jualan makanan.
Tak terkecuali Dewi Yull, yang memilih jalani usaha jualan makanan bandeng isi tanpa duri.
Bukan tanpa alasan, Dewi Yull ternyata memiliki kenangan dengan masakan yang kini dijualnya itu.
"Yang saya bikin itu bandeng isi tanpa tulang itu resep dari orang tua," ujar Dewi Yull seperti dilansir Grid.ID dari tayang Selebrita7.com, pada Minggu (30/8/2020).
Dewi Yull mengaku senang lantaran dapat mengenang masa kecilnya bersama orang tuanya.
"Bandeng itu harus dicabutin satu-satu tulangnya. Jadi ingat zaman kecil itu seperti nyabutin uban," ungkapnya.
Tak ayal, Dewi hanya dapat menerima pesanan terbatas, yakni 20 bungkus.
"Paling banyak 20 ekor dan itu sudah maksimal," ucap Dewi.
Ia mengaku hal tersebut dilakukannya lantaran membuatnya home made dan dari tangannya sendiri.
"Ada temen-temen yang mengajak kerja sama, diindustrikan. Saya bilang gak mungkin industri karena ini murni harus pakai tangan, tidak ada blender, tidak ada tepung, semuanya olahan ikan yang harus home made dan by hand made," terang Dewi Yull.
Bahkan, ia mengaku ikut terjun langsung di dapur untuk menyiapkan pesanan.
Tak hanya itu, Dewi Yull mengaku dapat hikmah di tengah Pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini.
"Saya jadi dapat ilham karena Pandemi ini," pungkas Dewi Yull.
(*)
Source | : | Grid.ID,YouTube |
Penulis | : | None |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |