Grid.ID - Jagung manis merupakan sayuran yang tinggi karbohidrat dan punya banyak nutrisi yang baik bagi tubuh.
Tapi penting diperhatikan bagaimana cara kamu menyimpan dan mengolah jagung manis.
Penyimpanan dan pengolahan jagung manis yang kurang tepat justru bisa mendatangkan malapetaka bagi kesehatan.
Dikutip dari Sajian Sedap, jagung manis ternyata juga punya bahaya tersendiri.
Fakta mengejutkan ini dibongkar ahli dari Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) pada 2015 lalu.
Dari hasil di lapangan setidaknya sudah tercatat 11 orang yang terinfeksi listeria karena mengkonsumsi jagung manis beku.
dr. Kathie Grant dari Public Health, Inggris, mengatakan bahwa infeksi ini bisa jadi sangat berbahaya.
"Kebanyakan orang tidak akan memiliki gejala infeksi atau hanya akan mengalami gejala ringan seperti muntah dan diare, yang biasanya lewat dalam beberapa hari tanpa perlu perawata," ujar dr. Kathie.
"Infeksi yang lebih serius dapat berkembang pada mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau dalam kelompok rentan termasuk bayi, orang tua atau wanita hamil," ungkapnya.
dr. Grant juga menyarankan bagaimana mengolah makanan beku yang bisa dilakukan agar memperkecil kemungkinan terjangkit infeksi berbahaya listeria.
"Cara terbaik untuk mencegah listeriosis adalah dengan mempraktekkan kebersihan makanan yang baik,"
"Bersama dengan FSA, FSS (Food Standards Scotland) dan HPS (Health Protection Scotland), kami mengingatkan orang bahwa kebanyakan sayuran beku, termasuk jagung manis, perlu dimasak sebelum makan. Ini termasuk jika menambahkannya ke salad, smoothies atau dip," terang Dr. Grant.
Pasalnya Dr. Grant sudah memperingatkan jika infeksi listeria ini bisa menjadi wabah yang mengancam.
Melansir dari Kompas.com, penyakit listeria adalah infeksi yang disebabkan makan makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes.
Penyakit dengan nama lain listeriosis ini memang bisa merenggut nyawa pada orang dengan kondisi daya tahan tubuh lemah dan manula.
Penderita yang sudah terinfeksi bakteri listeria bisa merasakan gejala ringan sampai berat.
Gejala pun bisa muncul dalam hitungan hari atau selang lebih dari 30 hari setelah penderita mengonsumsi bakteri yang terkontaminasi listeria.
Namun, untuk menentukan diagnosis penyakit listeria, dokter umumnya melakukan tes darah atau urine.
Tips Memilih Jagung Manis Segar
Sudah dijelaskan bila jagung manis beku punya risiko tinggi menyebarkan bakteri.
Tapi bukan berarti kamu tidak boleh makan jagung.
Untuk mendapatkan nutrisi dan terhindar dari bakteri, pilih jagung manis yang segar dengan memperhatikan ciri-ciri berikut ini.
1. Kulit jagung hijau terang dan sedikit lembab
Pilih jagung yang warnanya hijau terang dan teksturnya sedikit lembab.
Pastikan kulit masih membungkus jagung dengan rapat.
Hindari kulit yang mulai menguning atau kering.
Cek apakah ada lubang kecil berwarna coklat karena itulah tempat serangga masuk.
Intip juga bagian jagung tempat tangkainya, kalau berwarna coklat artinya baru dipetik beberapa hari.
2. Rumbai jagung coklat terang dan lembab
Selain kulit, perhatikan juga rumbai pada ujung jagung.
Ciri-ciri jagung manis berkualitas baik, rumbainya berwarna coklat terang atau keemasan. Selain itu, terasa lembab dan sedikit lengket saat rumbai jagung dipegang.
Kamu juga bisa mencium rumbainya, aromanya harum.
Rumbai kering, hitam, atau terasa sangat lembek menandakan jagung sudah terlalu tua. Hindari yang seperti ini.
Baca Juga: Sehat Nggak sih Mengonsumsi Jagung Sebagai Menu Camilan?
3. Tekstur biji jagung padat
Kamu tidak bisa melihat biji jagung yang masih terbungkus kulit.
Tak perlu khawatir, cukup tekan sambil remas tongkol jagung dari atas ke bawah.
Kamu dapat merasakan apakah ada biji jagung yang tidak ada.
Biji jagung seharusnya terasa padat.
(*)
Artikel ini telah tayang di GridPop.ID dengan judul Tolong Jauhi Segera, Nikmatnya Tak Sebanding dengan Bahayanya, Konsumsi Jagung Manis Ternyata Bisa Sebabkan Kematian Dini, Ahli Ungkap Alasannya
5 Aroma Parfum yang Cocok Dipakai di dalam Ruangan, Segar dan Bikin Tubuhmu Rileks Sepanjang Hari
Source | : | GridPop.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |