Grid.ID – Pandemi Covid-19 menyebabkan situasi ekonomi menjadi tidak pasti. Hal tersebut turut memberi dampak bagi banyak pihak. Lulusan perguruan tinggi menjadi sulit memasuki pasar kerja. Tidak sedikit pekerja harus menerima kenyataan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dampak yang tidak ringan juga dialami pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Daya beli yang menurun membuat penghasilan mereka ikut surut.
Pemerintah melakukan upaya untuk membantu masyarakat yang mengalami dampak ekonomi akibat pandemi. Salah satunya, melalui bantuan sosial tunai (BST). Namun, pemerintah juga memberikan akses peningkatan kompetensi agar motivasi dan keahlian meningkat. Akses tersebut diberikan melalui program Kartu Prakerja.
Dalam program ini, peserta akan mendapatkan saldo bantuan awal untuk mengikuti pelatihan yang disediakan dan dipilih sesuai minat. Setelah itu, mereka dapat mencairkan insentif berupa bantuan sosial tunai selama 4 bulan. Setiap bulan, insentif yang diberikan sebesar Rp 600.000.
Saat ini, program Kartu Prakerja sudah memasuki gelombang ke-21 dan telah menjangkau lebih dari 11,4 juta manfaat. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Ipsos, Kartu Prakerja menjadi salah satu program pemerintah di masa pandemi yang berhasil menjaring antusiasme dan penerimaan tinggi.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, pembukaan gelombang Kartu Prakerja selalu disambut antusias. Menurut catatannya, hingga saat ini pihaknya telah menerima sekitar 75 juta pendaftar yang kemudian diseleksi untuk dapat memanfaatkan program.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam Dialog Produktif Kabar Kamis Siang Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Kamis (23/9/2021).
Pada semester 1 2021, kata Denni, sebanyak 99 peserta telah menyelesaikan pelatihan. Peserta pun tidak hanya berasal dari Pulau Jawa. Penerima manfaat program tersebut tersebar di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
“Kisah sukses para peserta usai menerima program Kartu Prakerja pun sangat memotivasi. (Kisahnya) dapat dilihat di akun Instagram kami @prakerja.go.id,” kata Denni dalam rilis yang diterima Grid.ID, Jumat (24/9/2021).
Denni mengibaratkan bantuan sosial dan insentif sebagai “ikan” sementara Kartu Prakerja sebagai “pancing”. Masyarakat diberi alat berupa sarana meningkatkan kompetensi untuk dapat meraih kesempatan memperoleh penghasilan.
“Namun, apabila ada peserta yang hanya mengharapkan insentifnya, itu manusiawi mengingat kondisi pandemi yang menyulitkan banyak orang. Sebagai upaya pendampingan, kami memberi edukasi, sosialisasi, dan rekomendasi pekerjaan yang sesuai keterampilan bagi peserta,” ujar Denni.
Kartu Prakerja merupakan program yang unik
Pada kesempatan yang sama, turut hadir pula Pengamat Ekonomi CORE Yusuf Rendy Manilet. Dalam dialog tersebut ia mengatakan bahwa Kartu Prakerja adalah progam unik.
Kartu Prakerja, kata Rendy, awalnya bukan program yang didesain khusus untuk menganggulangi dampak pandemi, melainkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Namun, saat ini Kartu Prakerja telah menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial.
Keunikan lainnya adalah, tersedianya pilihan kelas pelatihan yang sangat beragam. Dengan demikian, ia menilai program tersebut inklusif. Kartu Prakerja juga bisa menjadi bantalan sementara di masa pandemi karena peserta mendapatkan pelatihan kompetensi serta insentif yang dapat meningkatkan daya beli.
“Berkat pandemi, masyarakat jadi tahu tentang keberadaan Kartu Prakerja untuk peningkatan keterampilan. Program ini sangat berpotensi menjadi acuan dan pilar pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, serta menjadi sarana inkubasi mendukung upaya pemerintah dalam mencetak wirausaha,” ujarnya.
Menanggapi Rendy, Denni mengatakan bahwa Kartu Prakerja juga merupakan program yang mengolaborasikan banyak pihak, mulai dari pemerintah hingga lembaga pemberi pelatihan.
Ia mengatakan, pihaknya membuka kesempatan luas bagi semua lembaga pelatihan, baik di pusat maupun daerah, untuk bergabung dalam ekosistem Kartu Prakerja.
Salah satu lembaga pelatihan berasal dari daerah adalah Kita Kompeten, yang berdomisili di Kalimantan. Founder Kita Kompeten Ilham Rahmanto menjelaskan, lembaga tersebut memberikan pelatihan terkait sektor industrial, khususnya sertifikasi yang menjadi syarat untuk bekerja.
Salah satunya, sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja yang penting untuk bekerja di industri minyak dan pertambangan. Kemudian, Kita Kompeten juga berencana membuka pelatihan kewirausahaan.
Tidak berhenti pada pemberian pelatihan, Kita Kompeten juga membantu peserta untuk mendapatkan pekerjaan atau mengikuti ujian kompetensi berikutnya yang diakui Badan Nasional Sertifikat Profesi. Bantuan tersebut berbentuk pendampingan, subsidi, juga permodalan.
Sebagai solusi untuk peserta Kartu Prakerja yang mengalami kendala akses internet, tersedia pula Rumah Prakerja Kita Kompeten.
“Ada Rumah Prakerja kami di beberapa wilayah Kalimantan, Sulawesi, juga Timika. Karena kami tahu, ada masyarakat yang memiliki keterbatasan akses informasi, koneksi, atau paket data. Di rumah tersebut, kami sediakan wifi, petugas yang membantu, juga fasilitas penunjang kenyamanan,” tutur Ilham.
Denni mengatakan, informasi lebih lengkap tentang Kartu Prakerja dapat diakses melalui https://www.prakerja.go.id/ .
Untuk memperbesar kemungkinan lolos seleksi pendaftaran, ia menyarankan calon peserta diharapkan memastikan informasi yang dimasukkan sudah tepat.
Setelah itu, jawab pertanyaan untuk tes motivasi dan kemampuan dasar dengan sebaik-baiknya. Bila belum berhasil peserta dapat mengulang mendaftar pada gelombang berikutnya.
Sebagai informasi, peserta yang tidak termasuk kelompok penerima program Kartu Prakerja tidak akan diloloskan dalam seleksi.
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |