Grid.ID – Indonesia saat ini berhasil masuk dalam daftar 10 negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia. Tidak hanya itu, Indonesia juga berhasil melampaui target vaksinasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Meski demikian, percepatan vaksinasi saat ini masih terus menjadi prioritas utama pemerintah. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyatakan, percepatan tersebut juga bertujuan untuk mensukseskan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Melalui penyelenggaraan PON, kata Reisa, Indonesia dapat menunjukan kepada dunia bahwa pengendalian Covid-19 bisa berjalan selaras dengan acara berskala besar. Terlebih, Indonesia juga akan menggelar berbagai kegiatan olahraga internasional, seperti World Superbike 2021 dan Grand Prix Moto GP 2022.
Di samping itu, Indonesia juga tengah bersiap untuk menjadi Presiden G20 dan Ketua ASEAN pada 2023. Untuk itu, Reisa mengajak masyarakat agat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) dan membantu pemerintah dengan mengikuti program vaksinasi.
“Apabila masyarakat ingin dunia kembali melirik Indonesia, kita harus mempertahankan prestasi mengendalikan Covid-19,” ungkap Reisa melalui keterangan resmi, Sabtu (25/9/2021).
Terkait pelaksanaan PON, pemerintah nantinya akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai media perlindungan kesehatan.
Implementasi ini akan dilakukan menyeluruh mulai dari keberangkatan, kedatangan, keluar masuk lokasi, serta menyimpan hasil tes Covid-19 untuk kebutuhan perjalanan.
Guna mengurangi risiko penularan selama acara, Reisa menyebut, pemerintah akan memperkenalkan sistem bubble atau lokasi berkaitan.
“Melalui sistem ini, peserta tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar rencana dan tidak boleh melakukan kontak langsung dengan orang di luar bubble,” ungkap Reisa.
Di samping digunakan untuk proses pelacakan selama penyelenggaraan PON, aplikasi PeduliLindungi juga ditujukan sebagai alat untuk memberikan kenyamanan di ruang umum.
Adanya indikator risiko serta informasi kapasitas maksimal suatu tempat, membuat masyarakat dapat mengetahui situasi dari lokasi yang dikunjungi.
Aplikasi tersebut juga membantu masyarakat untuk menyimpan sertifikat vaksin, hasil tes digital, serta terhubung dengan dengan Electronic Health Alert Card (E-Hac) yang menjadi syarat penerbangan.
Baca Juga: Khawatir Rizky Billar Berbuat Macam-macam, Ivan Gunawan Minta Lesti Kejora Lakukan Hal Ini
Capai target vaksinasi
Mengingat vaksinasi menjadi salah satu syarat untuk mengakses lokasi publik maupun mall, Reisa mengimbau agar masyarakat yang belum mendapat vaksin untuk segera datang ke lokasi vaksinasi.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak memilih-milih vaksin. Pasalnya, seluruh vaksin yang ada, kata Reisa, memiliki khasiat yang sama.
“Vaksin yang ada di Indonesia diijamin aman, bermutu, dan berkhasiat,” tegas Reisa.
Saat ini, pemerintah masih gencar mendistribusikan vaksin ke seluruh daerah. Reisa menyebut, per 24 September 2021, pemerintah telah menerima lebih dari 237,6 juta dosis vaksin.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari pembelian langsung, kerja sama global COVAC Facility, dan hibah dari negara sahabat.
Sepanjang Januari hingga September 2021, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 179,8 juta dosis vaksin ke seluruh Indonesia. Adapun seluruh vaksin tersebut telah mendapatkan persetujuan WHO dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Reisa mengungkapkan bahwa WHO menargetkan 70 persen populasi dunia telah tervaksinasi pada pertengahan tahun depan. Untuk itu, ia berharap, masyarakat dapat kooperatif untuk mengikuti program vaksinasi, terutama bagi kaum rentan.
"Sukseskan vaksinasi secepat mungkin, merata di semua kelompok termasuk lansia dan penyandang disabilitas. Tetap pakai masker dengan benar, rajin cuci tangan, selalu jaga jarak aman dengan orang lain, jauhi kerumunan dan selektif dalam bermobilitas,” kata Reisa.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |