Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Setelah beraktivitas makan dan minum seharian, menyikat gigi sebelum tidur adalah sebuah kewajiban.
Hal tersebut untuk menjaga kesehatan gigi dan juga menghindari penyakit yang beesumber dari kotornya gigi.
Namun, bocah berusia 11 tahun bernama Denise justru harus meregang nyawa usai sikat gigi sebelum tidur.
Dikutip Grid.ID melalui Instisari Online, Selasa (28/9/2021), pada malam harinya, saat Denise mencoba pasta gigi barunya, mendadak bibirnya membiru.
Ternyata, hal tersebut karena Denise alergi terhadap bahan yang ada pada pasta giginya.
Denise diketahui mengidap alergi protein hewani yang terdapat dalam susu.
"Dia berkata sepertinya dia mendapat reaksi alergi dari pasta giginya, dan saat itu bibirnya sudah biru," tutur Monique.
"Saya langsung membawanya ke kamar dan menyuruh putri saya yang lain untuk menelepon 911."
"Saya juga memberi Denise suntikan antialergi dan obat asma," ujarnya lagi.
Tak lama kemudian ambulans dan petugas medis datang, Denise pun segera dibawa ke rumah sakit dab sempat dirawat selama dua hari di rumah sakit.
Sayangnya, nyawa Denise tidak dapat tertolong.
Kesimpulannya, penyebab kematian Denise tersebut bukanlah akibat dirinya sikat gigi malam, melainkan karena alergi.
Pasalnya, malas sikat gigi malam justru menimbulkan penyakit berbahaya.
Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Selasa (28/9/2021), beredar informasi di media sosial yang menyebut apabila seseorang tidak menyikat gigi sebelum tidur maka berpotensi mengalami maag pagi harinya.
Menurut informasi yang beredar, hal ini disebabkan oleh serangan bakteri.
"Ada salah satu penyebab sakit Maag yang disebabkan karena serangan Bakteri.. Jika parah hal ini perlu penanganan medis khusus
#Kalau tidak percaya coba test sendiri.. Tidak usah sikat gigi sebelum tidur..
Maka besoknya jika sakit Maag anda kambuh maka kemungkinan sakit Maag anda disebabkan oleh Bakteri Helicobacterpylori, yang sebenarnya Bakteri yang penting juga untuk proses pencernaan dan umumnya bersarang di Mulut," begitu bunyi informasi yang beredar, Selasa (19/2/2020).
Untuk memastikan kebenarannya, Tribunnews.com mencoba mengonfirmasinya pada seorang dokter.
Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandanarang Boyolali, dr. M. Fiarry Fikaris, membenarkan bahwa bakteri helicobacterpylori merupakan penyebab maag.
"Berdasarkan penelitian, bakteri ini dapat hidup di rongga mulut sehingga jika kebersihan mulutnya kurang baik, seseorang memiliki risiko lebih tinggi dari infeksi bakteri ini," terang Fiarry saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (19/2/2020) pagi.
Dokter menambahkan, menyikat gigi memang dapat menjadi upaya untuk mencegah maag.
"Dapat dikatakan, sikat gigi merupakan salah satu upaya pencegahan sakit maag," kata Fiarry.
Adapun informasi yang beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa penyembuhan maag menggunakan obat merupakan kesalahan besar.
Menurut unggahan itu, ketika seseorang mengalami gejala maag dianjurkan untuk mengisap sejumput garam.
"Salah satu kesalahan terbesar para penderita Maag adalah: Langsung Minum Obat Maag."
"#Minum obat maag supaya bisa makan adalah (salah)."
"Padahal, yang penting jangan makan dulu supaya lambung bisa istirahat.."
"#Ambil sejumput Garam.., kemudian hisap perlahan.. Dalam hitungan menit lambung akan terasa nyaman karena asam ternetralisir oleh sifat basa pada Garam.." tulisnya.
Mengenai hal itu, Fiarry mengatakan hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikannya.
"Justru garam bersifat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga memperburuk gejala dari sakit maag atau gerd itu sendiri," tutur Fiarry.
Baca Juga: Ini Penyebab Gigi Kuning dan Cara Mengatasinya, Dijamin Cerah dan Nafas Makin Segar!
Menurut Fiarry, pertolongan pertama yang bisa diberikan untuk menyembuhkan maag adalah dengan mengonsumsi obat antasida yang dijual bebas di apotik.
Selain itu, dokter juga mengimbau penderita maag untuk mengonsumsi sejumlah makanan yang dapat memicu maag ataupun gerd.
"Selain itu jangan konsumsi makanan atau minuman yang memicu Gerd, seperti makanan pedas, asam, coklat, minuman beralkohol, dan gorengan," jelasnya.
"Jika gejala tidak membaik, segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk tindakan lebih lanjut," sambung Fiarry.
Sementara itu, Fiarry menerangkan, maag atau gerd seringkali disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.
"Seringkali penyebab maag atau gerd itu adalah kombinasi berbagai faktor, termasuk stres dan kurang gerak," kata Fiarry.
(*)
Source | : | Kompas.com,intisari |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |