Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Selain menjadi ikan hias yang harganya mencapai pulihan juta, ikan gabus juga dapat menunjang kesehatan tubuh.
Nilai protein ikan gabus jumlahnya lebih besar dibandingkan ikan jenis lainnya.
Bahkan, protein ikan gabus lebih tinggi daripada daging ayam.
Dikutip Grid.ID melalui Intisari Online, Sabtu (2/10/2021), dalam 100 gram ikan gabus mengandung energi sebesar 80 Kkal, 16,2 gr protein, 0,5 gr lemak, 2,6 gr karbohidrat hingga 170 mg kalsium.
Sedangkan untuk 100 gram ayam mengandung energi sebesar 298 Kkal, 18,2 gr protein, 25 gr lemak dan 14 mg.
Hal yang paling ajaib lagi, ternyata ikan gabus terbukti dapat mengobati penyakit diabetes.
Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Sabtu (2/10/2021), peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, membuktikan, bahwa ekstrak ikan gabus dapat menjadi obat penyakit Diabetes.
Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan penelitian pada hewan uji. Hasil yang didapat pada hewan uji, ekstrak ikan gabus dapat menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki jaringan pankreas yang rusak.
"Kerusakan jaringan pankreas sendiri, dapat menyebabkan terjadinya hiperglikemik atau kadar gula berlebih dalam darah," kata salah satu peneliti, Dr Dewi Hidayati SSi MSi, Sabtu (2/4/2016).
Dewi mengungkapkan, sebelumnya hewan uji telah diberi senyawa aloksan ke dalam tubuhnya. Senyawa ini bertujuan untuk merusak jaringan pankreas pada hewan uji. Setelah itu barulah hewan uji diberikan ekstrak ikan gabus.
Tak lama kemudian, terlihat ekstrak ikan gabus mampu meregenerasi jaringan pankreas yang sebelumnya rusak akibat pemberian senyawa aloksan.
“Sebesar 69,78 persen jaringan pankreas dapat kembali normal,” jelasnya. Lalu, apakah ekstrak ikan gabus juga bisa mengobati impotensi akibat Diabetes yang diderita pria?
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak ikan Gabus ternyata tidak hanya memulihkan jaringan pankreas, tapi juga berhasil meregenerasi jaringan testis hewan uji. Rencananya, riset tentang manfaat ikan Gabus ini juga akan dikembangkannya dalam hal molekular.
“Pendekatan molekular ini dapat menjadi ilmu baru dalam bidang pengobatan di Indonesia,” tuturnya.
Dewi berharap, ekstrak ikan asli penghuni perairan Indonesia yang ditelitinya bersama tim, dapat menjadi obat diabetes alternatif yang efektif, murah, dan mudah didapat oleh masyarakat.
Berdasarkan penelitiannya yang berjudul "Blueprint for Change", penderita diabetes di Indonesia tercatat mencapai 7,6 juta orang.
Sebanyak 41 persen di antaranya tidak mengetahui kondisi kesehatannya, dan 39 persen tidak mendapatkan pengobatan. Sisanya, hanya 0,7 persen penderita diabetes yang mendapatkan pengobatan dengan tepat.
Padahal, diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian tertinggi ke-6 di Indonesia.
Sayangnya, kebanyakan penderitanya tidak sadar mengidap penyakit ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala-gejala yang timbul. Selain itu, biaya pengobatan yang harus dikeluarkan juga terbilang mahal.
(*)
Nasib Daro Seri Vida, Crazy Rich Malaysia, Terlilit Utang Rp 3,7 Miliar sampai Barang-barang Mewahnya Disita
Source | : | Kompas.com,Intisari Online |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nesiana |