Laporan Wartawan Grid.ID, Widy Hastuti Chasanah
Grid.ID - Publik tentu tak asing lagi dengan sosok Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah.
Ya, Gus Miftah merupakan ulama sekaligus dai kenamaan Tanah Air yang kini tengah populer.
Saking populernya, Gus Miftah kerap diundang para pesohor Tanah Air hingga tokoh politik untuk memberikan tausiah.
Oleh karena itu, tak heran bila Gus Miftah memiliki pundi-pundi rupiah yang melimpah.
Bahkan, baru-baru ini dai kondang tersebut diisukan memiliki tarif dakwah yang fantastis yakni senilai Rp 3 miliar lho.
Mendengar isu tersebut, Gus Miftah pun seolah menampik dengan memberikan jawaban yang mengejutkan.
Dilansir dari Kompas TV, Gus Miftah sempat ditanya soal isu tersebut.
“Denger-denger kalau manggil Gus Miftah untuk ceramah itu katanya aku sempat baca dapat artikel manggilnya Rp3 Miliar sampai Rp7,5 Miliar,” ujar host Rosianna Silalahi pada Gus Miftah pada program Kamar Rosi yang digelar secara virtual, Jumat (16/4/2021).
Gus Miftah bercerita bahwa kala itu sempat diwawancarai oleh wartawan beberapa tahun lalu, ia pun menjelaskan maksud dari 3 M.
“Saya ditanya tarif ngundang Gus Miftah gimana? Saya jawab ‘ada yang 3 M’. ‘3 Miliar?’ ‘Bukan’. ‘Apa yang 3 M?’. Maturnuwun Mas Miftah. Sampai 7,5 M, kalau 7,5 M bahasa Jawa-nya Pitung setengah M. Jadi 7,5 M itu pitulungan setengah mekso. Pertolongan setengah maksa-lah,” jawab Gus Miftah.
Tak hanya itu, baru-baru ini Gus Miftah mendadak mengungkap fakta mengejutkan saat disinggung soal tarif dakwahnya.
Hal itu diketahui dari unggahan di kanal Youtube HITZ INFOTAINMENT pada (08/10/2021).
Berbicara soal tarif dakwah, Gus Miftah mengatakan bahwa dirinya akan selalu melihat sosok yang mengundangnya.
Jika diundang oleh pejabat, lembaga atau perusahaan, Gus Miftah mengaku akan mematok harga khusus.
"Saya sebenarnya begini ya, ini juga ada manajer saya di sini saya bilang begini. Kalau kamu diundang lembaga, diundang perusahaan, diundang orang kaya, kamu jual saya murah kamu salah."
"Yang mengundang orang kaya dan pejabat, mereka butuh ngumpulin orang di tengah lapangan puluhan ribu dengan kepentingan politik. Kamu jual saya murah kamu salah," ujarnya.
Namun, jika diundang di desa, Gus Miftah mengaku enggan mematok harga.
"Tapi kalau kita diundang di desa, di pegunungan, di daerah pantai, di daerah pedalaman kamu minta bayaran kamu juga salah," ungkapnya.
Menurutnya, hal itulah yang dinamakan subsidi silang.
"Maka di situ berlaku subsidi silang, kita bijak saja dong saya diundang oleh calon Bupati 'Gus monggo datang ke tempat pengajian', ini gimana 'udah seikhlasnya' kan go**** yang mengundang bupati, gimana yang mengundang calon gubernur gimana?" ungkapnya.
Lain cerita jika yang mengundang warga desa, Gus Miftah justru mengaku akan membawa uang tunai yang banyak untuk memberikan subsidi ke masyarakat.
"Tapi kalau yang mengundang saya warga desa pegunungan di desa.
"Anda bisa cek saya selalu bawa uang tunai banyak ketika saya ngaji di lapangan. Tujuan saya adalah untuk subsidi ke masyarakat yang ada di pedesaan. Kan begitu," imbuhnya.
Di akhir kalimatnya, Gus Miftah kembali menjelaskan soal sistem subsidi silang yang selama ini ia terapkan.
"Jadi kalau yang mengundang BUMN seikhlasnya ya saya nggak bisa dong. Mereka punya dana khusus. Tapi kalau di desa saya nggak membolehkan manajemen saya soal uang, bila perlu kita subsidi."
"'Oh ini sound sistemnya belum dibayar', 'kita bantu', kalau kalian ke pondok, di pondok nggak pernah berhenti namanya beras, kita nyetok puluhan ton tujuannya cuma 1 'jamaah yang nggak punya beras silakan ambil di pondok'," pungkas dai kondang tersebut.
(*)
Source | : | KompasTV,YouTube |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |