Grid.ID – Selama 50 tahun berkarya Indonesia, Toyota lekat dengan image sebagai produsen mobil penumpang yang tangguh dan inovatif. Namun demikian, tak banyak masyarakat yang tahu bahwa keandalan mobil-mobil penumpang Toyota terkait erat dengan kiprahnya di dunia balap (motorsport).
Bagi Toyota, motorsport merupakan cara untuk menciptakan kendaraan massal yang andal untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dari masa ke masa. Keseriusan Toyota di dunia motorsport diwujudkan dengan meresmikan Toyota Gazoo Racing, divisi balap global Toyota pada 2015.
Founder Toyota Motor Corporation (TMC) Kiichiro Toyoda mengatakan, balap mobil merupakan strategi perusahaan untuk mengembangkan kendaraan yang terbaik atau disebut dengan istilah ever-better cars.
Hal tersebut sempat disampaikan pula oleh Presiden Direktur Toyota Indonesia Susumu Matsuda dalam peluncuran virtual Toyota Gazoo Racing di Indonesia, Kamis (19/9/2021).
“Kami meyakini bahwa tantangan dan tekanan yang dihadapi selama berkompetisi di ajang motorsport dapat meningkatkan skill dan insting engineer kami dalam memahami batasan produk yang digunakan sehingga dapat meningkatkan kualitas dari produk tersebut kedepannya” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis.
Baca Juga: Menyelisik Toyota Gazoo Racing di Indonesia, dari Sejarah TGR hingga Prestasi di Ajang Balap Dunia
Usung empat filosofi
Toyota melihat bahwa kompetisi di sirkuit telah memacu serta memberi kesempatan pada engineer untuk menciptakan teknologi hingga batas maksimal.
Dengan demikian, lahir terobosan dan inovasi yang selanjutnya bisa diterapkan ke produk versi jalan raya. Untuk mewujudkan hal itu, TGR mengusung empat filosofi sebagai landasan utama.
Pertama, roads build people and people build cars. Dengan filosofi ini, TGR percaya bahwa jalanan dapat menjadi “guru” untuk mengembangkan kendaraan terbaik.
Kedua, the harsh environment of racing. Sirkuit balap yang ekstrem dengan berbagai tantangan tak terduga menginspirasi TGR untuk terus belajar mengembangkan ever better cars.
filosofi ketiga yang dipegang TGR adalah dialogue with the road. Dengan demikian, TGR terus mempelajari beragam kontur jalanan, mulai dari jalanan lurus di perkotaan hingga jalanan meliuk-liuk di pegunungan.
Kena Stroke, Pak Tarno Ungkap Hal Itu Terjadi Usai Dirinya Tersesat di Hutan: Gemetaran
Penulis | : | Yakob Arfin Tyas S |
Editor | : | Sheila Respati |