Tak disangka, Mu menemukan makanan ringan di tempat tidur Ren.
Padahal, para murid dilarang membawa makanan ringan selama menginap di asrama.
Ren pun menyangkal bahwa makanan ringan itu bukan miliknya.
Sayangnya, tepisan Ren ditolak mentah-mentah oleh Mu dan siswa 14 tahun itu tetap dipaksa menjalani hukuman 150 kali squat.
Tak berhenti di situ, Ren juga sempat memohon untuk tidak melakukan hukuman tersebut karena kakinya terluka pada April 2020.
Namun lagi-lagi, Mu tidak mendengarkan Ren dan tetap menghukum temannya itu dengan squat sebanyak 150 kali.
Saat hukuman dijalani Ren, seorang guru bernama Liu pun menjadi saksi kejadian miris tersebut.
Sama halnya dengan Mu, Liu pun membiarkan Ren melakukan hukuman squat 150 kali meski kakinya dalam keadaan terluka.
Alhasil, Ren yang memaksakan untuk squat 150 kali itu didiagnosa cacat seumur hidup.
Sejak saat itu, Ren harus menjalani sisa hidupnya dengan kruk.
Sejauh ini, pihak sekolah telah mengganti biaya perawatan medis untuk Ren sebesar 109 ribu yuan atau setara dengan Rp 240,5 juta.
Sementara itu, guru bernama Liu yang membiarkan kejadian hukuman berlangsung telah dipecat oleh pihak sekolah.
Sedangkan kondisi Ren sendiri pasca didiagnosa cacat permanen, siswa asal China itu menderita depresi usai insiden yang menimpanya.
(*)
Source | : | Global Times |
Penulis | : | Nisrina Khoirunnisa |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |