Grid.ID – Di era modern, stres menjadi salah satu keluhan umum yang dirasakan banyak orang, salah satunya bagi kaum urban atau mereka yang tinggal di kota besar.
Dilansir dari riset berjudul "Stress Factors in Modern Urban Lifestyles: an Indonesian Perspective" yang dikeluarkan oleh Universitas Indonesia, lingkungan kota besar diketahui memberikan tekanan hidup lebih tinggi dibandingkan lingkungan pedesaan atau kota kecil.
Kehidupan di kota besar membuat masyarakat dituntut untuk bisa mengikuti ritme hidup yang cepat. Pekerja harus datang lebih pagi dan pulang lebih malam karena terbebani dengan banyak pekerjaan.
Kehidupan kantor yang sibuk membuat mereka juga harus merelakan jam makan dan waktu istirahat. Sementara di lingkup keluarga, tingginya aktivitas yang dimiliki oleh ayah, ibu, dan anak, membuat setiap anggota keluarga sulit untuk berkumpul dan memiliki quality time bersama.
Baca Juga: Setelah Olivia Nathania Diperiksa Kemarin, Polisi: Ada Unsur Pidana
Para ibu pun kerap merasa kelelahan akibat harus bekerja dan mengurus keluarga. Di luar dari ranah tersebut, tingginya gaya hidup di perkotaan membuat setiap orang memiliki gaya hidup dan persaingan status sosial yang tak kalah tinggi.
Hal inilah yang akhirnya membuat masyarakat urban berpotensi memiliki tingkat stres dan kejenuhan yang tinggi. Akibatnya, berbagai keluhan kesehatan maupun perubahan suasana hati kerap menyertai.
Setiap orang memiliki tingkat ketahanan yang berbeda-beda terhadap stres. Selain itu, setiap orang menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda pula. Tidak jarang, seseorang yang sedang stres tergoda dengan solusi yang semu dan negatif, seperti penggunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba).
Dilansir dari situs resmi Badan Narkotika Nasional (BNN), stres menjadi salah satu faktor pemicu penyalahgunaan narkoba di samping rasa penasaran dan pengaruh lingkungan tempat tinggal.
Mengutip riset berjudul “Chronic Stress, Drug Use, and Vulnerability to Addiction” yang dilakukan oleh Prof. Rajita Shinta dari Departemen Psikologi Universitas Yale, Amerika Serikat, stres punya relasi erat dengan adiksi terhadap substansi psikotropika.
Riset tersebut menunjukkan, penyalahgunaan obat-obatan psikotropika kebanyakan dilakukan untuk melepaskan tekanan. Stres juga meningkatkan sikap impulsif seseorang sehingga penyalahgunaan berulang sangat mungkin terjadi.
Sementara, penyalahgunaan narkoba termasuk tindakan kriminal di hampir seluruh negara di dunia. Bagi kesehatan pribadi, penyalahgunaan narkoba dapat memicu masalah mental sekaligus menimbulkan risiko kematian.
Alih-alih menggunakan narkoba yang berdampak besar pada kehidupan, mengelola stres juga bisa dilakukan secara positif. Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan.
Tanpa disadari, banyak hal kecil yang sebenarnya bermakna dalam hidup. Ketika stres melanda, kamu bisa mencari dan mencatat hal sederhana tetapi bermakna dalam hidup, contohnya mengingat kembali prestasi atau hal bahagia yang sudah kamu lalui.
Agar suasana hati lebih baik, bangunlah lebih pagi untuk berjemur di bawah sinar matahari. Sebagai informasi, paparan sinar matahari mampu memicu produksi hormon serotonin atau hormon bahagia, sehingga kamu bisa terbebas dari bad mood seharian.
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan hormon endorfin dalam tubuh. Hormon ini berfungsi mengurangi persepsi rasa sakit sekaligus berperan sebagai penenang.
Dengan rutin berolahraga, produksi hormon endorfin pun ikut meningkat. Peningkatan hormon endorfin dapat membantu pikiran mengatasi tekanan. Dengan demikan, daya tahan terhadap stres menjadi lebih tinggi.
Sebagai permulaan, kamu bisa memulai olahraga selama 15-20 menit setiap hari. Setelah terbiasa, kamu bisa menambah durasinya.
Menekuni hobi dapat memberikan makna dan kesenangan. Dalam sebuat riset yang dipublikasikan oleh Annals of Behavioral Medicine (2003), diketahui bahwa para responden yang rutin menekuni hobi, memiliki kadar stres yang lebih rendah.
Untuk itu, tidak ada kata terlambat untuk menekuni hobi. Ketika menekuni hobi, kamu tidak hanya melatih pola pikir tapi juga memicu tubuh dan otak untuk terus berkembang dan belajar hal baru.
Menekuni hobi juga tidak harus dilakukan setiap hari. Kamu bisa mencicilnya setiap weekend atau ketika jam kerja sedang senggang.
Saat kamu fokus pada cita-cita atau impian, pikiranmu akan disibukkan dengan beragam langkah untuk meraih mimpi tersebut.
Namun, jika kamu tidak memiliki tujuan dalam hidup, besar kemungkinan kamu lebih mudah terbawa arus pertemanan yang salah atau terpengaruh lingkungan sekitar.
Fokus pada tujuan hidup akan memberikan motivasi untuk menikmati setiap proses yang dilalui. Dengan cara ini, kamu bisa menghargai segala upaya yang telah dilakukan dalam mewujudkan cita-cita.
Ketika seseorang tertawa, hormon dopamin dan endorfin akan meningkat. Dengan bertambahnya kadar kedua hormon tersebut, kamu akan merasa jauh lebih bahagia dan jauh dari rasa cemas.
Baca Juga: Ini 3 Trik Pemilihan Karpet agar Ruang Tidak Kelihatan Semakin Sempit
Untuk itu, tidak ada salahnya meluangkan waktu bersama teman atau sahabat untuk bersenda gurau. Meski masalah tidak hilang seketika, setidaknya beban pikiran dapat terangkat untuk beberapa saat.
Secara alami, dukungan moral dan emosional merupakan bagian penting bagi kesehatan mental seseorang.
Keluarga sebagai lingkungan pertama dalam kehidupan berperan sebagai sistem pendukung utama. Rutin meluangkan waktu yang berkualitas dengan anggota keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri. Keharmonisan antar anggota keluarga pun dapat terjalin.
Maka dari itu, ketika rasa stres mulai melanda, jadikan keluarga sebagai “safe place” untuk berbagi pikiran, pendapat, dan kebahagiaan.
Tidak semua orang memiliki energi positif. Jika seseorang atau lingkungan membuat kamu merasa jadi seseorang yang tidak baik, jangan ragu untuk keluar dari lingkungan tersebut.
Jaga energi dan pikiran kamu untuk tidak terjebak dalam situasi yang bisa membuatmu stress dan depresi. Lakukan ini agar hidupmu bahagia setiap hari.
Itulah tujuh cara mengelola stres dengan cara positif. Hindari penggunaan narkoba karena hal tersebut akan mengantar kamu pada masalah lain, seperti kriminalitas dan gangguan kesehatan.
Penulis | : | Content Marketing ADV |
Editor | : | Sheila Respati |