Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Bentara Budaya resmi membuka pameran seni rupa bertajuk Njlimet dari sepuluh perupa yang tergabung dalam kelompok Kembar Sepuluh, Kamis (21/10/2021) pukul 19.00 WIB.
Sepuluh perupa tersebut terdiri dari Rizal Misilu sebagai ketua dan yang lainnya sebagai anggota yaitu Noor Udin “Ung”, Anton Rimanang, Rianto Karman, Isa Anshori, Radetyo “Itok” Sindhu Utomo, Aznar Zacky, Arif “Bachoxs” Wicaksono, Rony Sanjaya dan Indiria Maharsi, serta dengan kurator pameran: M. Arief Budiman.
Pameran ini diselanggarakan di Bentara Budaya Jakarta mulai dari 22-27 Oktober 2021 dan dapat disaksikan melalui kanal YouTube Bentara Budaya
Ketua seniman perupa yang saat ini sedang pameran di Bentara Budaya Jakarta, Rizal Misilu, menyampaikan maksut dari karya mereka yang bertajuk Njelimet.
"Njlimet kami ambil sbagai judul untuknmerespon kondisi saat ini karena pandemi, ruwet, bikin orang mumet, jadi kami menggambarkan kondisi ini sangat njlimet. Dari kondisi ini kami dituntut menjaga semangat terus berkarya dan kami beruntung diberi ruang kepada Bentara Budaya Jakarta untuk memamerkan karya kami," ungkap Rizal Masilu selaku ketua perupa yang ikut pameran, saat dikutip Grid.ID melalui Live Streaming YouTube, Kamis (21/10/2021).
Rasa terimakasih dihaturkan oleh Rizal Masilu kepada Bentara Budaya karena sudah diberi ruang bagi para perupa untuk memamerkan karya mereka.
"Terima kasih untuk Bentara Budaya Jakarta dan kepada semua yang sidah membantu sehingga pameran ini bisa terlaksana dan terwujud, proses menuju pamrena ini juga njelimet karena kita sudah punya ide bwbrapa tahun lalu tapi karena kondisi saat ini pandemi kita harus menecari kesempatan untuk bisa berpameran," ungkap Rizal Masilu.
"Ada 10, 6 dari Yogyakarta, 4 dari Jakarta, kami kebetulan basic dari kampus yang sama, program studi Design Komunikaso Visual dari berbagai angkatan, semoga bermanfaat bagi kami dan buat yanh lain, intinya smnagat menjaga spirit berkarya semoga bisa diapresiasi dengan baik," ungkap Rizal Masilu.
Disamping itu, Kurator Pameran Njelimet, Arief Budiman, menyampaikan makna dari karya dalam pameran ini yaitu situasi sulit saat ini diharapkan bisa menggugah pentingnya ikhtiar dan harapan dalam hidup.
"Njelimet menjadi tema pameran ini merefleksi kehidupan kita yang hampir 2 tahun ini menjalani kehidupan masa Covid-19, memunculkan ketidakjelasan, tantangan, ketidaktahuan dimana ujung berakhirnya, perupa ini merespon dengan karya memaknai segala duka, segala hal yang membuat beban hidup bertambah, melalui karya sehingga menjadi respon yang semoga bisa menggugah kesadaran pentingnya ikhtiar dan pentingnya harapan."
"Njelimet kehidupan ini juga perlu kita syukuri, tidak ada hal yang terjadi dalam kehidupan kita kecuali dengan alasan tertentu memberi kesempatan berbuat lebih baik pada orang lain, menguatkan kita di masa yamg akan datang," ungkap Kurator Pameran Njelimet, Arief Budiman.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Sutta Dharmasaputra, mengungkapkan harapannya dengan digelarnya pameran Njelimet ini.
"Melalui kreasi garis dan warna oleh 10 perupa diharap memberikan inspirasi menghadapi tanyangn dan menjalani hidup yang tidak mudah menjadi lebih baik. Pablo Picasso pernah mengatakan tujuan seni ternyata membersihkan debu kehidupan sehari-hari dari kehidupan kita."
"Harian Kompas sejak lama memberi ruang bagi para perupa di negri ini menyampaikan karya-karyanya yang luar biasa dalam bentuk ilustrasi, cerpen, grafis, kartun, karikatur. Semoga kegiatan ini memantik kolaborasi lainnya yang lebuh baik di masa yang akan datang," ungkap Sutta Dharmasaputra selaku Pemimpin Redaksi Harian Kompas.
Baca Juga: Wave of Tomorrow 2019 Hadirkan Pameran Seni Berbasis Teknologi
(*)
5 Arti Mimpi Gelang Patah Pertanda Buruk, Jangan Disepelekan, Simak Penjelasannya
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nurul Nareswari |