Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Artis Nikita Willy sedang menikmati masa-masa kehamilan anak pertamanya.
Tidak banyak orang tahu, ternyata Nikita Willy pernah melakukan program kehamilan inseminasi buatan atau intrauterine insemination (IUI).
Dua kali melakukan inseminasi buatan, Nikita Willy gagal memiliki keturunan.
Mengutip Kompas.com, wanita berusia 27 tahun itu gagal inseminasi karena siklus menstruasinya yang datang lebih cepat.
Sebelum proses inseminasi dilakukan, istri Indra Priawan itu harus menjalani tahapan penyuntikan delapan obat ke bagian bawah perutnya.
Rutinitas ini dilakukan Nikita rutin setiap malam sampai telur dalam rahimnya siap untuk dibuahi.
Akan tetapi, program kehamilan itu gagal karena Nikita mengalami menstruasi yang siklusnya lebih cepat dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: Pentingnya Perilaku Hidup Sehat untuk Penuhi Asupan Gizi Ibu Hamil
Saat itu, Nikita Willy hanya bisa menangis dan langsung memberi tahu dokter.
"Kalau ada pemilihan Panasonic Awards artis terbaik nangis itu mungkin aku karena itu drama banget, 'oh gagal'. Orang pertama yang aku teks itu dokter aku," kata Nikita.
Beruntung, Nikita Willy tetap mendapat dukungan dari suami dan dokter untuk tidak putus asa.
Sampai akhirnya, sekarang Nikita Willy mengandung anak pertama dan kehamilannya sudah berusia tiga bulan.
Berbicara mengenai inseminasi buatan, ini adalah program kehamilan dengan metode mendekatkan sperma (yang sudah melalui proses washing sperm) dengan sel telur secara natural di dalam rahim.
Dilansir Grid.ID dari Parapuan.com, adapun tujuannya adalah meningkatkan jumlah sperma yang berhasil sampai di tuba falopi.
Dengan cara ini, diharapkan bisa meningkatkan kesempatan sel telur untuk dibuahi sperma.
Baca Juga: Calon Ibu Wajib Tahu, Inilah Faktor-fakor Penyebab Keguguran di Awal Kehamilan
“Keberhasilan program hamil dengan inseminasi sebesar 10-20%, presentase ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan hanya pemberian obat pemicu ovaluasi saja," kata Dr. Diana Apriliyana Nur, Sp.OG.
"Syarat mengikuti program inseminasi? saluran telur perempuan harus patent (terbuka), jumlah sperma laki-laki lebih dari 10 juta/ml," imbuhnya.
Diana juga menyarankan untuk perempuan mengikuti program kehamilan ini mulai dari usia di bawah 35 tahun.
Mengenai keberhasilan, memang tetap ada kemungkinan inseminasi buatan gagal.
"Angka keberhasilan inseminasi adalah sebesar 10-20 persen, kemungkinan kegagalan tetap ada. Bila ternyata gagal inseminasi dapat di ulang sebanyak 4 siklus, dengan evaluasi sebelumnya mengenai faktor penyebab kegagalan," kata Diana.
Kemungkinan kegagalan bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti sperma yang kurang baik atau telur yang tidak matang.
Perlu diketahui bahwa sel telur dan sperma yang baik adalah syarat terjadinya kehamilan dengan pola hidup sehat, tidak merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Parapuan.co |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |