Grid.ID - Waspada saat membeli bahan makanan yang akan kamu konsumsi.
Alih-alih kenyang dan menyehatkan, makanan buatanmu justru bisa mengancam nyawa satu keluarga.
Bukan rahasia lagi kalau banyak pedagang nakal yang memproduksi makanan dengan cara yang tidak higienis.
Bahkan tidak sedikit juga yang mencampurkan bahan berbahaya demi mendapatkan tampilan makanan yang sempurna.
Seperti kasus sebuah pabrik soun yang digrebek Polsek Talang Kepala Banyuasin di Sumatera Selatan ini.
Pabrik soun Cap Ayam ini digerebek polisi lantaran tidak mengantongi izin produksi dan juga memalsukan izin dagang.
Selain itu, proses pembuatan soun Cap Ayam pun tidak higienis.
Diungkapkan mandor pabrik, Toeng, untuk membuat hasil produksi soun menjadi putih maka adonan soun akan dicampur dan direndam dalam penjernih air atau kaporit selama tiga hari.
"Katika adonan sudah jadi, direndam dahulu selama tiga hari pakai air kaporit,"
"Setelah adonan jadi putih, baru nanti diaduk lagi. Untuk diproses menjadi adonan sebelum dijadikan soun," ujar Toeng kepada Kapolsek, seperti yang dikutip Grid.ID dari Tribun Sumsel.
Oleh karena prosesnya yang tidak higienis itulah, karyawan pabrik soun Cap Ayam juga tidak berani membawa pulang atau pun menyantapnya.
"Kami tahu, makanya kami tidak berani untuk memakannya apalagi bawa pulang. Karena seperti itu prosesnya," ujar salah satu karyawan, Rohani, seperti yang dikutip Grid.ID dari Sripoku.com.
Rohani juga mengaku, selama empat tahun kerja di pabrik tersebut dirinya mendapatkan upah yang kecil.
Yakni hanya sebesar Rp 42 ribu untuk dua bal soun yang berhasil dikemas.
"Kalau semakin banyak dapat dikemas, maka akan besar pula dapat upah. Tetapi, karena bekerjanya manual seperti ini hanya dapat Rp 50 ribu perhari," ungkapnya.
Pabrik soun Cap Ayam yang sudah beroperasi selama lebih dari 10 tahun ini diketahui setiap harinya mampu memproduksi ratusan bal soun.
Setiap bal soun berisikan 30 pcs soun kering siap konsumsi.
Namun ketika memasuki musim penghujan seperti sekarang maka hasil produksi akan jauh menurun karena proses pembuatan kebanyakan menggunakan tenaga manusia.
Hanya saat melakukan pengadukan saja menggunakan mesin.
"Kalau lagi panas, biasanya produksi bisa lebih banyak. Tetapi, kalau lagi hujan seperti ini hasil produksi juga menurun. Karena, untuk mengeringkan soun kami memanfaatkan sinar matahari," ungkap Toeng.
Hasil produksi soun Cap Ayam ini kemudian akan dikirimkan ke sejumlah daerah yang ada di Sumsel dengan harga yang terbilang lumayan terjangkau.
"Kalau distribusinya ke Tanjung Raja, Baturaja, Kayuagung dan Lubuklinggau. Untuk satu balnya, dijual ke pedagang seharga Rp 30 ribu."
"Nanti tinggal pedagang yang menjual lagi dengan harga mereka untuk mendapatkan untung," kata Toeng.
(Arif Budhi Suryanto/Grid.ID)
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Direndam 3 Hari Pakai Kaporit agar Putih, Karyawan Soun Cap Ayam Tak Berani Makan Hasil Produksi Sendiri
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |