Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri
Grid.ID - Jagat media sosial kembali digegerkan dengan sebuah peristiwa unik.
Peristiwa tersebut adalah turunnya hujan deras yang hanya mengguyur wilayah yang sangat kecil yakni satu mobil saja.
Melansir dari Tribun Jakarta, peristiwa tersebut terjadi di tempat parkir salah satu hotel di kawasan Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Saksi mata sekaligus orang yang merekam peristiwa itu, Uryan Riana mengatakan saat kejadian itu terjadi keadaan cuaca sedang cerah.
Uryan Riana mengaku kejadian tersebut terjadi pada Minggu (31/10/2021) sekitar pukul 12.00 WIB.
"Enggak ada hujan sampai sore, cerah aja kondisinya waktu itu," tutur Uryan Riana dikutip Grid.ID dari Tribun Jakarta, Senin (1/11/2021).
"Waktu kejadian juga lagi terang, enggak ada awan, turun aja gitu kan, saya sorot enggak ada awan hitam," imbuhnya.
Uryan Riana menceritakan dia menyaksikan kejadian itu selama lebih dari 5 menit.
"Kejadiannya cukup lama ya lebih dari 5 menit, cuma karena saya mau ada acara lagi jadi saya tinggalin," ucapnya.
Selanjutnya mengutip dari Kompas.com, Sub Korrdinator Pers dan Media Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwi Rini Sari turut buka suara mengenai peristiwa viral itu.
Rini mengaku pihaknya belum bisa mengonfirmasi kebenaran di balik video itu.
Hal itu dikarenakan pihaknya hanya melihat dari video dengan durasi yang singkat.
Selain itu data-data pengamatan cuaca visual yang sifatnya lokal dan dapat dianalisis secara obyektig setempat juga belum tersedia.
Namun menurutnya peristiwa dalam video secara logika dan teori sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.
"Hal ini dikarenakan diameter awan Comulonimbus yang menghasilkan hujan seperti pada video umumnya memiliki diameter beberapa puluh hingga ratusan kilometer," kata Rini dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Selasa (2/11/2021).
Rini menambahkan bahwa umumnya hukan terjadi tatkala awan sudah cukup matang dan bila kondensasi pada awan sudah cukup dekat.
Ketika sudah seperti itu, akan terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang mempunyai diameter buliran besar dengan area yang luas.
"Adapun jika hujan dari awan Comulonimbus dengan cakupan yang tidak luas, ketika menghasilkan hujan lebat maka akan ditemukan hujan dengan intensitas ringan yang ditandai dengan butiran lebih kecil di paling tidak satu sisi hujan dengan intensitas yang lebat," tuturnya.
"Kondisi tersebut tidak ditemukan pada video yang beredar karena hujan yang jatuh pada area cakupan sempit dan intensitas lebat (tidak ada satupun sisi yang menunjukkan intensitas hujan ringan)," serunya.
Dwi Rini menuturkan juga bahwa likasi hujan pada awan Cumulonimbus umumnya mengikuti pergerakan awan.
"Ketika terjadi hujan yang sifatnya sangat lokal, dapat dipastikan ada angin dan tutupan awan yang tidak merata. Awan Cumulus penyebab hujan lokal sulit terbentuk di kondisi setelah hujan seperti kejadian yang viral saat ini," pungkasnya.
Baca Juga: Hujan Deras Guyur Ibu Kota, Berikut 26 Lokasi di Jakarta dan Sekitarnya yang Tergenang Banjir
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Bella Ayu Kurnia Putri |
Editor | : | Bella Ayu Kurnia Putri |