Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari
Grid.ID - Pernikahan sedarah menjadi sesuatu yang wajar dilakukan pada zaman dahulu.
Hal tersebut bertujuan untuk memastikan kemurnian genetik dalam sebuah silsilah keluarga.
Perkawinan sedarah juga untuk memastikan bahwa sang keturunan tetap berdarah biru dan tak ternodai dengan darah rakyat biasa.
Padahal, pernikahan sedarah berpotensi membuat keturunannya mengalami kelainan lahir.
Dikutip Grid.ID dari Intisari-online.com, cacat lahir yang disebabkan oleh perkawinan sedarah sudah biasa terjadi di keluarga kerajaan dari Rusia ke Portugal.
Bahkan di Mesir Kuno, praktik pernikahan saudara dianggap sebagai perilaku terpuji dan dibenarkan.
Banyak penyakit merajalela yang dialami anggota keluarga kerajaan.
Penyakit tersebut juga menyebabkan beberapa perilaku kerajaan yang sangat aneh.
Pernikahan sedarah tersebut dilakukan dengan harapan akan membuat keluarga kerajaan mereka lebih kuat.
Sayangnya, dalam banyak kasus praktik ini justru memunculkan penyakit, kegilaan, dan kemandulan yang disebabkan oleh perkawinan sedarah yang akhirnya membuat mereka terpisah.
Berikut 4 anggota bangsawan yang menderita kelainan akibat pernikahan sedarah yang dilakukan orangtua mereka seperti diwartakan Grid.ID.
1.Charles II 'The Bewitched' raja berlidah besar dan terus meneteskan liur
Charles II mengalami kelainan berupa lidah yang besar dan terus mengeluarkan liur akibat pernikahan sedarah kedua orangtuanya.
Akibat kondisi tersebut, Charles II dijuluki 'The Bewitched'.
Bangsawan ini lahir dari pernikahan Habsburg yaitu ayah dan ibunya yang merupakan paman dan keponakan.
Bangsawan asal Spanyol ini memiliki apa yang disebut Habsburg Jaw atau Habsburg Lip.
Kondisi ini ditandai oleh lidah yang besar, kurang gigitan, rahang bawah yang menonjol, dan bibir bawah yang tebal.
Secara teknis, kelainan bentuk ini dikenal sebagai prognathisme mandibula. Lidahnya membuatnya sulit tetap berada di dalam mulut dan menyebabkan air liur yang berlebihan.
Selain memiliki lidah yang abnormal, dia juga mengalami keterlambatan perkembangan yang parah.
Dia disusui sampai dia berusia lima tahun, dan tidak pernah menerima pendidikan formal apa pun.
Raja Mengalami keterlambatan bicara sampai berusia empat tahun, dan ia tidak bisa berjalan sampai usia delapan tahun.
Charles II juga mengalami impoten sehingga ketidakmampuannya untuk bereproduksi mengakhiri kekuasaan Habsburg pada mahkota Spanyol ketika raja meninggal pada usia 39 tahun 1700.
Dinasti Habsburg telah melakukan kawin sedarah dalam waktu yang lama.
Salah satu leluhur Charles, Joanna dari Castille, muncul di pohon keluarganya sebanyak 14 kali.
2. Raja Tutankhamun, alami cacat tengkorak
Raja Tutankhamun diketahui mengalami cacat tengkorak setelah dilakukan penelitian terhadap DNA muminya.
Raja Tutankhamun menunjukkan bahwa penguasa Mesir ini sekitar tahun 1300 SM sebenarnya adalah memiliki kelainan genetik dan bertubuh lemah.
Kondisi ini diakibatkan dari tradisi kerajaan Mesir yang saudara dan saudari yang menikahi seorang lelaki lain.
Raja Tutankhamun menduduki tahta sebagai raja pada usia 10 tahun namun hanya bertahan sampai usianya 19 tahun.
Dari hasil penelitian terhadap muminya, Raja Tutankhamun kemungkinan memiliki langit-langit mulut sumbing, kaki bengkok, dan skoliosis, serta tengkorak memanjang dan cacat.
Raja Tutankhamun juga kemungkinan ketergantungan akan tongkat untuk berjalan.
Kemudian, bukti juga menunjukkan bahwa dia menderita malaria karena sistem kekebalan yang lemah.
Praktik pernikahan antara saudara kandung menjadi tradisi yang dihormati oleh Firaun Mesir.
Tradisi ini dipengaruhi oleh legenda bahwa dewa Osiris menikahi saudara perempuannya, Isis, untuk mempertahankan garis keturunan murni.
Bahkan ada contoh pernikahan 'keponakan ganda' (didefinisikan sebagai ketika seorang pria menikahi seorang gadis yang merupakan keturunan dari saudara laki-laki dan perempuannya).
3. Raja George III mengeluarkan urin berwarna biru
Jika istilah darah biru mengacu pada seorang bangsawan, berbeda dengan kondisi raja ini.
Raja George III asal Inggris diketahui mengeluarkan urin berwarna biru.
Terkenal dengan kehilangan Revolusi Amerika, Raja George III kemungkinan memiliki kelainan genetik yang lebih mempengaruhi pikirannya daripada tubuhnya.
Dia diyakini menderita porfiria, penyakit yang membuat urin pasien berwarna ungu kebiruan dan menyebabkan serangan kegilaan (meskipun keracunan arsenik dan gangguan bipolar juga telah disebutkan sebagai kemungkinan penyebabnya).
George III secara rutin rehat dari tugas kerajaannya untuk mengasingkan diri dan memulihkan kondisi di Istana Kew.
Dia cenderung mengoceh akan khayalannya di kemudian hari.
Akibatnya, dia harus berhadapan denga perlakuan ekstrem seperti dipasangkan baju pengekang, lintah, dan mandi es untuk menenangkannya.
Pengujian medis modern menunjukkan porfiria umum terjadi di House of Hanover, tempat Raja George III berasal.
George III menghabiskan dekade terakhir pemerintahannya dengan bersembunyi.
Di akhir kepemimpinannya Raja George III kehilangan penglihatan dan pendengarannya.
4. Cleopatra Kemungkinan Menderita Obesitas
Sosok Cleopatra selama ini digambarkan sebagai wanita yang nyaris sempurna secara fisik.
Cleopatra selalu diidentikan dengan bentuk tubuh ramping idaman para wanita masa kini.
Namun, kemungkinan besar, rupa fisik Cleopatra berbeda dari apa yang digambarkan saat ini.
Secara khusus, para arkeolog percaya Cleopatra menderita obesitas, dan keluarganya harus disalahkan.
Pasalnya, dalam tradisi Ptolemy, keluarga Cleopatra secara teratur melakukan inses (perkawinan atau hubungan seksual sedarah).
Kondisi obesitas dalam keluarganya diperburuk dengan inses.
Terlebih, selain Cleopatra, saudara dan saudarinya juga mengalami kondisi obesitas yang sama.
Wajah Cleopatra berdaging, elang berhidung, dan lemak menggantung di bawah rahangnya.
Tentunya, penemuan tersebut bertolak belakang dengan Cleopatra yang digambarkan sebagai wanita nyaris sempurna yang memiliki kecantikan idaman wanita moderen saat ini.
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | Grid.ID,Intisari Online |
Penulis | : | Hana Futari |
Editor | : | Nesiana |