Grid.id – Generasi muda merupakan tulang punggung pembangunan nasional masa depan. Sayangnya, tidak sedikit generasi muda Indonesia terjerumus hal-hal yang menghambat kemajuan bangsa. Salah satunya adalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang (narkoba).
Berdasarkan survei Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2019, pengguna narkoba di kalangan anak muda cukup tinggi. Dari 3,6 juta pengguna narkoba di Indonesia, 70 persen di antaranya merupakan generasi muda dengan rentang usia 15-35 tahun.
Penyalahgunaan narkoba pada generasi muda bisa disebabkan banyak faktor. Melansir laman drugabuse.gov, salah satu penyebab utama adalah faktor lingkungan.
Laman itu menjelaskan, sebagian besar orang mencoba narkoba berawal dari rasa penasaran. Kalangan remaja cenderung memiliki rasa penasaran tinggi.
Baca Juga: Banyak Kerjaan Bikin Kamu Tertekan? Yuk Lakukan 4 Cara Efektif dan Efisien Ini Buat Hempaskan Stres
Remaja yang memiliki tingkat stres atau kecemasan tinggi juga rentan terjerat penyalahgunaan narkoba. Mereka memiliki pemikiran yan salah bahwa narkoba bisa mengurangi rasa stres dan sakit yang dialami.
Di samping itu, ada pula yang mencoba narkoba karena terhasut teman sekelompok. Mereka tidak bisa menolak karena takut ditinggalkan atau tidak dianggap dalam kelompok.
Oleh karena itu, dukungan dan bimbingan dari orangtua sangat penting agar anak tidak terjerumus penyalahgunaan narkoba.
Menurut psikolog Myrna Anissaniwaty, orangtua dapat menjadi sahabat sekaligus pengawas bagi anak. Selain mengarahkan anak untuk mengembangkan diri melalui hal-hal positif, orangtua juga perlu memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba.
“Ketika remaja merasa didukung oleh orangtua tanpa disertai judgement, maka generasi muda atau remaja akan lebih mudah mengambil keputusan yang positif,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Grid.id, Senin (1/11/2021).
Selain dukungan orangtua, menanamkan pendidikan karakter kepada anak juga penting. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyebut pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Harry Firman, mengatakan, memberikan pendidikan karakter sejak dini pada anak dapat melahirkan generasi cerdas dan terhindar dari jerat narkoba.
“Pendidikan karakter akan membuat anak dan remaja lebih percaya diri, mampu mengeksplorasi hal positif yang jauh dari penyalahgunaan narkoba. Pendidikan juga dapat mengoptimalkan potensi diri sehingga menumbuhkan sikap percaya diri,” kata Harry.
Sebagai generasi muda yang cerdas, kamu juga bisa berkontribusi aktif menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba. Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk membangun motivasi hidup tanpa narkoba. Yuk, simak penjelasan ini.
1. Memahami bahaya narkoba bagi tubuh
Mengutip laman bnn.go.id, narkoba merupakan zat atau obat yang sering digunakan dalam dunia medis. Obat yang tergolong narkoba berfungsi sebagai penenang atau pereda nyeri.
Namun, ketika disalahgunakan, narkoba dapat menimbulkan efek yang membahayakan. Efek tersebut adalah dehidrasi, halusinasi, emosi tidak stabil, dan sikap agresif yang dapat membahayakan diri dan orang lain.
Selain itu, narkoba juga mengandung zat adiktif yang membuat penggunanya mengalami ketergantungan dan kecanduan. Apabila seseorang yang sudah kecanduan narkoba memutuskan untuk berhenti, biasanya tubuh akan menunjukkan gejala putus obat atau sakau.
Gejala itu bisa ditunjukkan dengan penurunan berat badan drastis, nafsu makan berkurang, badan kejang-kejang, mual, dan mudah gelisah.
2. Memilih lingkungan pergaulan yang positif
Seperti diketahui, faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab utama seseorang bisa terjerumus penyalahgunaan narkoba. Oleh sebab itu, kamu perlu cermat dalam memilih lingkungan pergaulan.
Kembali dijelaskan oleh Myrna, lingkungan pergaulan yang positif akan membentuk rasa percaya diri dan penghargaan diri yang tinggi pada seseorang.
“Memilih lingkungan pertemanan yang positif akan membuat generasi muda selalu berorientasi pada pengembangan diri dalam mengambil setiap keputusan,” papar Myrna.
Myrna juga menyarankan, dalam bergaul, remaja sebaiknya memilih lingkungan pertemanan yang dapat mendukung hobi, minat, dan bakat yang dimiliki. Dengan begitu, kamu dapat ikut berkembang bersama lingkungan sekitar.
3. Berani menghadapi masalah
Setiap orang memiliki masalah masing-masing. Saat kamu menghadapi masalah, ingat bahwa kamu tidak sendirian. Hadapi masalah dan jangan ragu untuk meminta bantuan orang terdekat, misalnya orangtua atau saudara.
Myrna menjelaskan, terbiasa menghadapi masalah juga akan melatih kepercayaan diri dalam menghadapi berbagai tantangan.
Selain itu, kamu perlu tanamkan dalam pikiran bahwa narkoba tidak dapat memecahkan masalah. Narkoba justru akan menimbulkan masalah lainnya, mulai dari kesehatan hingga sosial.
4. Rutin berolahraga
Untuk menjaga pikiran agar tetap positif, kamu bisa mengisi keseharian dengan kegiatan yang positif juga. Misalnya, dengan rutin berolahraga.
Dilansir dari laman American Psychological Association, aktivitas fisik dapat mendorong produksi hormon dopamin dan serotonin. Keduanya merupakan hormon yang dapat menimbulkan perasaan bahagia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyarankan setiap orang untuk berolahraga minimal 60 menit setiap hari untuk anak-anak dan remaja usia 5-17 tahun.
Sementara itu, untuk usia 18 tahun ke atas dianjurkan berolahraga 75-150 menit dalam seminggu. Selain untuk membuat tubuh lebih bugar, berolahraga rutin juga bisa mengurangi rasa stres.
5. Berani katakan tidak pada narkoba
Satu hal yang paling penting untuk menolak jerat narkoba adalah pengendalian diri. Kamu perlu menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri tinggi untuk menghindari penyalahgunaan narkoba.
Berani katakan tidak pada siapapun yang menawarkan atau mengajak untuk menggunakan narkoba, meski hanya untuk alasan coba-coba.
Narkoba adalah musuh bersama. Oleh karenanya, upaya bersama dibutuhkan untuk menyelamatkan masa depan generasi muda penerus bangsa.
Yuk, wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan generasi yang produktif dan bebas dari narkoba!
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Yohanes Enggar |