Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Di zaman dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, melakukan komunikasi jarak jauh menjadi lebih mudah.
Mencari teman baru melalui jaringan internet pun bukanlah hal yang sulit, begitu pula mencari kekasih.
Media sosial memungkinkan penggunanya berkenalan dan berbincang dengan orang baru dan tak jarang berujung pada hubungan asmara.
Seperti yang dialami oleh wanita asal Vietnam bernama Nguyen Van Anh yang bertemu dengan sang suami melalui media sosial dan kemudian menikahinya setelah 10 bulan mengenalnya.
Mulanya, orangtua Van Anh keberatan ketika mereka mendengar berita itu.
Mereka mengatakan bahwa dia akan menyesal menikahi seseorang yang dia temui secara online, selain itu mereka juga belum lama saling kenal.
Setelah Dang Tuan mendengar hal ini, ia memutuskan untuk terbang ke Vietnam untuk bertemu dengan orangtua Van Anh.
Baca Juga: Deretan Artis Ini Menemukan Jodoh Melalui Kenalan di Media Sosial, Yuk Intip Siapa Saja!
Ia pun mencoba untuk mendapatkan restu dari orangtua Van Anh.
Mereka masih tidak yakin, tetapi setelah banyak dibujuk oleh pasangan itu, orangtua Van Anh pun akhirnya mengalah dan membiarkan mereka menikah.
Van Anh sangat gembira dan pada Maret 2017, dia memutuskan untuk terbang ke Rusia untuk membahas pernikahan mereka.
Yang mengejutkannya, kekasihnya mengungkapkan bahwa dia sebenarnya adalah pengusaha kaya dan telah menjadi manajer umum merek fashion terkenal.
Dia sengaja menyembunyikan kekayaannya karena dia tidak ingin kekasihnya itu tahu.
Mereka menikah pada 9 April 2017 dalam pernikahan megah dan mewah di sebuah hotel bintang lima di Hanoi.
Berbeda nasib dengan seorang wanita Indonesia yang berakhir kematian usai bertemu dengan lelaki dari dunia maya.
Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Kamis (11/11/2021), satu bulan lalu, Desi Ekasari (19) berkenalan dengan IA (26) melalui media sosial Facebook.
Entah siapa yang memulai, tetapi keduanya akhirnya berteman, lalu berinteraksi layaknya muda-mudi merintis kasih.
Desi mengenalkan diri sebagai seorang pramugari, sementara IA mengaku lulusan Akademi Kepolisian (Akpol). Cinta pun bersemi. Keduanya kian sering berhubungan di situs jejaring itu.
Pada Minggu (2/3) malam, IA memutuskan ”kopi darat”. IA mengajak Desi bertemu di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Selain jalan-jalan, IA berjanji mengenalkan Desi ke orangtuanya.
IA mengaku serius mengajak Desi melangkah ke pelaminan.
IA dan Desi akhirnya bertemu di Kota Tua.
Setelah jalan, menurut pengakuan IA, dia mengajak Desi naik bajaj menuju rumahnya di daerah Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Namun, IA turun di daerah yang gelap di bawah saluran udara tegangan tinggi Elang Laut di Jalan Pantai Indah Barat di Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan.
Desi langsung curiga. Dia menanyakannya ke IA. Namun, IA meminta Desi ikut saja.
Dia menyeret Desi ke kegelapan, di antara pepohonan dan lahan kosong di kawasan itu. IA berencana memerkosa Desi.
Desi memberontak dan berusaha melepaskan diri, namun IA kian nekat melampiaskan nafsu.
Dia memukul dan menusuk Desi dengan alat pahat berulang di bagian kepala dan leher.
IA diduga tidak dapat ”menghabisi” Desi. Takut diketahui orang, IA lalu membekap Desi dengan kerudung. Di tengah kepayahan itu, IA memerkosa Desi.
Akhirnya, Desi mengembuskan napas terakhir.
Sebelum kabur, IA mengambil dompet dan telepon Desi, lalu memasukkan kepala Desi ke lubang tanah dan menyamarkan jasadnya dengan ilalang dan rumput liar.
Jenazah Desi kemudian ditemukan oleh tenaga pengamanan kompleks setempat pada Senin siang.
Saat ditemukan, kepala korban di lubang, sementara setengah badan di atas tanah.
Sejumlah barang tercecer di radius 10-20 meter, seperti sepatu biru tua, celana dan jaket coklat, serta telepon genggam.
Kepala Polsek Metro Penjaringan Ajun Komisaris Besar Suyudi Ario Seto mengatakan, korban melawan dan pelaku panik sehingga sebagian barang tercecer.
Pelaku membawa kabur isi dompet, satu telepon genggam, dan identitas milik korban.
Menurut Suyudi, aksi IA tak berhenti pada Minggu malam.
Senin siang, IA mengontak orangtua Desi di Pemalang, Jawa Tengah.
IA mengabarkan telah menculik Desi dan dia meminta uang tebusan Rp 50 juta.
”Dalam perkenalan di media sosial, menurut keterangan tersangka, Desi mengaku berasal dari keluarga kaya, punya beberapa mobil. Atas dasar itu, IA terpancing menguasai harta milik korban,” ujar Suyudi.
Orangtua Desi, lanjut Suyudi, bingung mengetahui kabar dari IA. Mereka merasa anaknya sedang terancam. Senin malam, mereka berangkat ke Jakarta.
Keluarga Desi lalu menghubungi polisi.
Menurut keterangan tersangka dan beberapa saksi lain, keluarga Desi tidak segera memenuhi permintaan tebusan. Mereka baru mengetahui Desi telah tewas saat tiba di Jakarta.
Setelah dua hari penyelidikan, polisi menemukan titik terang pembunuh Desi.
Penyidik melacak salah satu telepon genggam korban yang dibawa kabur IA.
Pada Kamis pagi, polisi menggerebek IA di lokasi kerjanya di kompleks pergudangan di Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan. ”Ketika kami tangkap, tersangka masih tidur,” kata Suyudi.
IA warga Kalianda, Lampung, yang merantau dan bermukim di Jakarta sejak beberapa tahun lalu. Dia telah menikah dan memiliki seorang anak.
Kepada penyidik, IA mengaku telah dua kali menipu melalui media sosial. Di depan Markas Polsek Metro Penjaringan, IA menundukkan kepala.
IA mengaku nekat membunuh Desi karena butuh uang.
Akan tetapi, Desi ternyata tidak sekaya seperti yang dikisahkan di media sosial. Desi mengaku berasal keluarga kaya, tetapi telepon genggamnya hanya seharga ratusan ribu rupiah.
Baca Juga: Ditahan Terkait Kasus Dugaan Penipuan Rekrutmen CPNS, Anak Nia Daniaty Ajukan Penangguhan Hari Ini
Uang di dompetnya juga hanya belasan ribu rupiah. Dia bukan seorang pramugari, melainkan pencari kerja serabutan.
Setahun terakhir, Desi pindah dari satu lokasi kerja ke lokasi kerja lain.
Polisi menjerat IA dengan pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup.
Seperti kejadian serupa sebelumnya, kisah IA dan Desi mengingatkan lagi tentang perlunya kewaspadaan berinteraksi di dunia maya, khususnya melalui jejaring sosial.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |