Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Sebuah keributan terjadi di sebuah restoran di kawasan Kotabaru, Yogyakarta, Sabtu (13/11/2021) malam.
Huru-hara yang menjadi sorotan itu dipercaya terjadi di antara pelayan resto Mie Gacoan dengan driver ojek online (ojol).
Tidak main-main, jumlah ojol yang menggeruduk resto tersebut dipercaya bisa mencapai ratusan orang.
Seperti terekam dari video yang memperlihatkan kericuhan tersebut, di antaranya yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover.
Saking hebohnya, gesekan antara driver ojol dengan pelayan Mie Gacoan ini sampai viral dan menjadi trending topic di Twitter.
Di video itu, terlihat sejumlah karyawan resto berseteru dengan driver ojol, disusul masyarakat sekitar yamg mencoba melerai pertikaian antara keduanya.
Hingga pada malam harinya, ratusan driver ojol pun ramai-ramai datang menggeruduk resto tersebut sebagai bentuk rasa solidaritas.
Masih dari unggahan video sumber yang sama, para ojol pun melakukan aksi protes sampai sempat meminta resto ditutup.
Tak hanya mendapat respon dari ratusan ojol, insiden ini juga sampai disoroti pihak Pemerintah Kota Yogyakarta.
Dirangkum Grid.ID dari Tribun Jateng dan Tribun Jogja, berikut fakta-fakta keributan yang terjadi antara pelayan resto dan sopir ojol tersebut:
Kronologi
Seperti ditulis Tribun Jogja, ratusan pengemudi ojol memenuhi outlet Mie Gacoan Kotabaru, Yogyakarta.
Kapolsek Gondokusuman, AKP Surahman membenarkan adanya keributan antara pegawai resto dengan driver ojol itu.
Ia mengatakan permasalahan kini sudah diselesaikan lewat jalur mediasi.
Kesalahpahaman antara kedua belah pihak menjadi faktor penyebab insiden itu.
Seperti kabar yang beredar, permasalahan berawal dari di selanya antrean ojol guna mendahulukan pelanggan offline.
Driver yang sudah menunggu lama otomatis marah, tidak terima dengan perlakuan itu.
"Intinya cuma kesalahpahaman saja, antara driver ojol, dengan karyawan yang ada di Mie Gacoan. Makanan juga sudah diganti."
"Tetapi, pelanggan, atau ojol itu, memang sempat marah-marah juga kemarin," kata Surahman Minggu (14/11/2021).
Surahman membantah kabar adanya kekerasan fisik yang dilakukan beberapa karyawan Mie Gacoan terhadap driver ojol yang tersebar di media sosial.
"Tidak ada tindakan fisik, dari karyawan, maupun ojolnya sendiri."
"Kemudian, kita juga tidak ada intervensi apapun ya, kaitannya dengan permasalahan itu," tandasnya.
Menurutnya, insiden perkelahian fisik tak dijumpai di lapangan.
Selain itu, Surahman menyebut rasa ketidakpuasan terhadap pelayanan restoran membuat beberapa driver ojol sempat menendang kursi, atau mengeluarkan makian yang tidak pantas.
Namun, pihak resto pun bisa memahami hal itu.
"Yang jelas, tidak sampai ada kekerasan fisik dalam insiden itu, hanya masalah ringan saja sebenarnya. Tapi, karena di sosial media muncul, makanya heboh," kata dia.
Respon Pemkot
Imbas insiden ini, pihak pemerintah kota pun ikut buka suara.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menilai insiden yang tidak baik iu bisa menjadi pelajaran bagi para pengelola resto lainnya.
Khususnya, resto yang melayani pembelian secara online maupun offline.
Ia mengimbau, semestinya pihak resto bisa mengelola antrean dengan lebih baik.
"Kita minta seluruh tenan, atau mitra pembelian makanan semacam itu, agar mengelola antrean lebih baik."
"Supaya tidak menimbulkan persoalan pada urutan, dan segala macam seperti itu ya," ujarnya kepada Tribun Jogja, Minggu (14/11/2021).
Menurut Heroe, kejadian tersebut dapat berdampak rugi bagi pihak resto maupun ojol.
Dari sisi resto, mereka untuk sementara waktu tidak dapat beroperasi lantaran harus memperbaiki fasilitas, maupun sistem.
Sementara para driver, praktis tidak dapat pick up pesanan.
"Kalau keduanya tidak bersinergi kan itu sama-sama rugi sebenarnya. Jadi, semoga bisa kembali normal, dan dalam waktu dekat bisa beroperasi lagi."
"Dari manajemen Mie Gacoan pun bersedia memperbaiki sistem antreannya. Agar kedepannya, antrean pembeli itu, bisa lebih dikendalikan lagi," imbuh Heroe.
Haroe juga memastikan polemik tersebut kini sudah selesai.
Kedua belah pihak telah bersepakat damai dan tidak memperpanjang masalah.
"Teman-teman Polsek, Koramil, dan Kemantren itu sudah menyelesaikan."
"Setelah didalami bareng-bareng, ternyata kan tidak ada penganiayaan."
"Hanya emosi, karena orang-orang yang sama-sama capek saja sebenarnya. Jadi, langsung selesai saat itu juga," tandas Heroe.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Tribunnews.com,jateng.tribunnews |
Penulis | : | Daniel Ahmad |
Editor | : | Nurul Nareswari |