Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Entah di mana hati nurani keluarga asal Padang ini.
Beramai-ramai, lelaki di keluarga ini memperkosa dua kakak adik di bawah umur.
Dilansir Grid.ID dari Tribunjabar.id pada Senin (22/12/2021), Zainal, ketua RW setempat, mengatakan bahwa dua kakak adik itu tinggal dengan kakek dan neneknya.
Sehari-hari sang nenek dan kakek yang juga pelaku pemerkosaan berjualan di pasar.
"Mereka tinggal dengan kakek dan neneknya. Sehari-hari neneknya berjualan di pasar, begitu juga dengan kakek korban yang juga tersangka pemerkosaan," ucap Zainal, ketua RW.
"Sewaktu berjualan di pasar, cucunya main di rumah tetangga," lanjutnya.
Dua kakak adik yang berusia 5 dan 9 tahun ini setiap hari digilir untuk diperkosa di rumah korban.
"Korban tersebut berusia lima tahun dan sembilan tahun," ujar Kasatreskrim Polresta Padang, Rico Fernanda.
"Setelah kakeknya melakukan, kemudian besoknya dilakukan oleh paman dan besoknya kakaknya lagi," imbuhnya.
Pelaku pemerkosaan ini adalah keluarga korban yang terdiri dari kakek J (69), paman R (23), sepupu ibu korban A (16).
Kemudian kakak kandung RA (11) dan kakak sepupu korban G (9).
S, salah satu tetangga kakak adik ini mengaku melihat bahwa keduanya selalu takut setiap melihat rumah dan mengalami trauma.
"Ketika saya mau pergi mereka bersikeras mau ikut, tidak mau tinggal di rumah, seakan takut melihat rumah," ujar S.
"Dari sana saya mulai curiga, lalu saya tanya mereka apa yang terjadi," imbuhnya.
Melansir dari Antaranews.com, Ketua Laboratorium Intervensi Sosial dan Krisis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dicky Pelupessy menjelaskan bahwa trauma akibat pelecehan seksual tak dapat diketahui kapan akan sembuh.
Hilangnya trauma akibat pelecehan seksual juga bergantung pada apakah korban sudah mengikhlaskan kejadian tersebut atau memaafkan pelaku.
Menyembuhkan luka batin dan trauma akibat pelecehan seksual itu tak berbatas waktu dan bisa saja terjadi sepanjang usia.
"Munculnya luka itu, konsepnya kita tidak akan pernah bisa pastikan, kalau kita jatuh, langsung terlihat lukanya," tutur Dicky.
"Tapi trauma kita terhadap jatuh? Itu munculnya mungkin tidak sekarang, munculnya bisa pekan depan, bulan depan atau tahun depan, tergantung seberapa traumatik peristiwa itu,” sambungnya.
Dicky pun menambahkan bahwa trauma akan pelecehan seksual merenggut rasa percaya diri, rasa aman, hingga rasa percaya korban terhadap orang lain.
Orang tua haruslah terus memberikan pendampingan dan jangan sampai menyalahkan anak atas peristiwa itu.
"Yang dapat pendampingan saja itu tidak mudah untuk bisa pulih, apalagi kalau kita temukan dia yang tidak memiliki kemungkinan (untuk didampingi),” ujar Dicky.
(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Source | : | antaranews.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Annisa Marifah |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |