Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Memulai karir sejak masih kecil, Naura Ayu ternyata pernah menjadi korban bullying.
Baru-baru ini, anak dari Nola B3 itu mengungkapkan bahwa dirinya sering menjadi korban cyberbullying.
Bahkan sejak berusia 9 tahun, Naura sudah mendapatkan banyak komentar negatif dan hate speech.
Walaupun awalnya dia terkesan cuek, penyanyi berusia 16 tahun ini ternyata sempat mengalami trauma.
Naura juga menyalahkan dirinya sendiri setelah menyadari komentar-komentar jahat yang ditujukan pada dirinya.
“Terus, pas aku bertumbuh, apa yang sudah terjadi? Aku jadi bingung dan aku merasa diriku ini buruk. Aku enggak suka dikasihani, mau perhatian boleh. Tapi, waktu itu gengsi itu turun dan aku jadi kasihan dengan diriku sendiri,” ujar Naura di Youtube TS Media yang dikutip dari Kompas.com.
Ketika menonton video-videonya di masa lalu saat dirinya masih kecil, Naura pun mengaku sering menangis.
Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, bullying adalah salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh sengaja.
Biasanya dilakukan oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat dan berkuasa terhadap orang lain.
Kasus bullying ini hingga saat ini masih menjamur dan bahkan sering dialami sejak anak masih sangat kecil.
Sebagai orangtua, ternyata ada cara untuk membantu anak supaya tidak menjadi korban bullying di sekolah atau lingkungan sekitar.
Melansir Parapuan, berikut cara membantu anak supaya terhindari dari bullying.
Cari tanda
Anak-anak yang menjadi korban bullying biasanya menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda yang bisa dilihat orangtua.
Misalnya anak menjadi lebih pendiam, enggan pergi ke sekolah (jika bullying terjadi di sekolah), kehilangan nafsu makan, hingga adanya luka di tubuh.
Oleh karena itu, orangtua harus aktif dalam mengawasi dan mengenali tanda-tanda anak menjadi korban bully.
Ajak curhat dan bercerita
Selalu luangkan waktu untuk bertanya dan mendengarkan cerita tentang keseharian anak.
Dengan begitu, orangtua bisa mengulik lebih dalam apakan anak memiliki masalah atau mungkin anak bisa lebih terbuka pada orangtua.
Ajarkan soal kebenaran
Sebagai orangtua, alih-alih mengajarkan menjadi arogan, penting untuk mengajarkan tentang kebenaran dan berani menghadapi masalah.
Tekankan pada anak bahwa setiap masalah punya jalan keluar masing-masing dan kekerasan tidak dapat menyelesaikan masalah.
Ajarkan soal hukum
Dengan bahasa yang sederhana, cobalah untuk menjelaskan tentang hukum soal tindakan bullying supaya anak bisa membedakan yang benar dan salah.
Jika anak menjadi korban, jangan ragu untuk untuk melaporkan ke pihak sekolah atau bahkan pihak berwajib jika kasusnya berat.
Cari tenaga professional
Anak yang menjadi korban bullying kemungkinan besar akan merasakan trauma yang mungkin bisa berlanjut hingga dewasa.
Kalau sudah seperti ini, carilah bantuan tenaga professional untuk mengobati dan menghilangkan trauma anak. (*)
3 Tahun Menghilang, Li Ziqi Akhirnya Comeback, Ini 5 Fakta Sang YouTuber Cantik Nomor 1 di China dan Alasan Sempat Hiatus
Source | : | Kompas.com,Parapuan |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ragillita Desyaningrum |