Grid.ID - Di dunia seni rupa khususnya grafiti dan mural bisa dibilang Indonesia adalah gudangnya seniman berbakat, dan bila melihat hasil karyanya, nama Tuyuloveme tampaknya memang layak ditempatkan sebagai salah satu seniman berpengaruh yang membuat dunia kagum dengan hasil karyanya.
Memulai praktek seninya di jalanan kota-kota di Indonesia, kini karyanya dapat ditemukan di dinding dan sudut jalan kota-kota besar di Asia, bahkan di belahan dunia lainnya, yakni Eropa, Australia, dan Amerika.
Mempunyai ciri khas menggunakan banyak warna dalam setiap karyanya, gaya visual Tuyuloveme yang terorganisir dan ekspresif memberikan kesan festival dan mampu mencuri perhatian setiap mata yang melihatnya.
Mural karya Tuyuloveme yang unik hadir dari pengalaman pribadinya selama lebih dari 10 tahun dengan bertemu dan berbagi pengalaman dengan orang-orang yang dijumpainya dan menginspirasi setiap perjalanan yang ia lalui.
“Lukisan yang saya hadirkan mewakili alter-ego yang sangat kontras dengan kepribadian saya dalam kehidupan nyata, semua karya yang dihasilkan adalah inspirasi dari potret orang-orang yang saya temui dan hasil berkolaborasi dengan seniman lainnya,” kata Tuyuloveme.
Perjalanan Tuyuloveme dalam seni mural telah dimulai dari tahun 2006, dimulai dari kegemarannya dalam menggambar dan mencoret-coret dimana saja secara otodidak.
Ia melihat dunia mural dapat menyalurkan kegemaran dan memberikan sebuah kepuasaan tersendiri, bahkan ia merasa tertantang apabila melihat sebuah bidang kosong yang terdapat di kota yang ia tinggal, tidak diisi dengan karyanya.
Perlahan dengan pasti dalam mengeksplorasi dan mengembangkan ciri khasnya dalam berkreasi, pada tahun 2009, Tuyuloveme berhasil menciptakan karakter ikonik yang menjadi ciri khasnya dan menamakannya dengan panggilannya jaman ia sekolah dulu, yakni Tuyul.
Tuyul merupakan karakter imajinasi yang mempunyai mata besar dengan tangan besar yang memegang dunia karya seni.
Karakter yang diciptakannya merupakan representasi dirinya sendiri dalam memaknai hidupnya, yang ingin melihat dunia dengan mata besar dan dapat menggapai tiap sudut dunia seni rupa dengan tangannya sendiri.
Kemensos Turun Tangan pada Kasus Agus Salim, Utamakan Pengobatan, Berobat Itu Ada Waktunya!
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |