Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari
Grid.ID - Fenomena gerhana bulan ataupun gerhana matahari terjadi tak hanya satu kali namun sudah berkali-kali.
Seperti pada 4 Desember 2021 kemarin, gerhana matahari total terjadi namun sayangnya tak bisa dilihat oleh masyarakat Indonesia.
Dikutip Grid.ID dari GridFrame, fenomena ini hanya terlihat di beberapa bagian Australia Selatan, Afrika Selatan, Amerika Selatan, Pasifik, Atlantik, Samudra Hindia, dan Antartika.
Seperti diketahui, Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.
Ada yang unik dari peristiwa Gerhana Matahari yaitu ritual masyarakat dari berbagai belahan dunia.
Tak hanya di Indonesia yang masih kental dengan tradisi, namun beberapa negara lainnya juga ternyata masih memiliki ritual khusus yang dilakukan saat Gerhana Matahari terjadi.
Berikut, 5 tradisi unik dari Indonesia dan Mancanegara saat Gerhana Matahari dikutip Grid.ID dari Intisari-online.com.
Memanah Bulan
Tradisi pertama datang dari penduduk Cina Kuno yang biasanya menembakkan panah ke arah gerhana.
Penduduk Cina Kuno tak menyambut kedatangan bulan, justru mereka berusaha untuk mengusirnya.
Hal tersebut lantaran mereka takut matahari tak akan bersinar lagi.
Di abad ke-19, para pelaut Cina ditemukan sedang menembakkan meriam ke arah gerhana dengan harapan untuk mencegah bulan yang mereka anggap sebagai naga memakan matahari.
Memukul peralatan dapur
Membuat bunyi-bunyian dengan memukul peralatan untuk mengusir gerhana tak hanya terjadi di Indonesia.
Hal yang hampir serupa juga terjadi di Timur Tengah.
Baca Juga: Arti Mimpi Melihat Gerhana Ternyata Tak Melulu Bermakna Mistis, Berikut Penjelasannya!
Di Timur Tengah, beberapa penduduk memukul panci dan wajan milik mereka untuk menakut-nakuti bulan yang sedang marah.
Ritual tersebut selalu dilakukan berulang-ulang ketika gerhana terjadi.
Kunci Pintu dan Tutup Jendela
Mitos dari Indonesia meyakinkan bahwa gerhana bisa membahayakan wanita hamil.
Pemikiran tersebut membuat banyak pemimpin desa yang memberikan saran bagi para wanita untuk tetap diam di rumah mereka.
Di India, warga sangat yakin bahwa sinar dari gerhana bisa mencelakai bayi yang belum lahir.
Sementara, negara lain percaya gerhana bisa membuat bayi lahir dengan tanda di tubuhnya atau bibir sumbing.
Pada akhirnya, kepercayaan itu tidak benar karena satu-satunya risiko yang bisa terjadi akibat gerhana matahari adalah jika kita menatapnya terlalu lama.
Memurnikan Diri
Ketika terjadi Gerhana Matahari, beberapa penganut Hindu menahan diri dari kegembiraan.
Sebelum gerhana dimulai, penganut Hindu yang taat akan membersihkan bagian rumah dan membuang makanan yang dimasak karena sudah tidak murni lagi.
Mereka lalu bernyanyi hingga gerhana selesai, mengadakan ritual mandi dan keluar rumah untuk berdonasi.
Pakai Celana Dalam Merah
Wanita-wanita di Amerika Selatan percaya bahwa gerhana bisa membuat anak mereka terlahir dengan tanda lahir.
Di masa lalu, suku Maya dan Aztek mencegah hal tersebut dengan menggunakan panah dan tali merah.
Sementara itu, kini wanita modern mengenakan celana dalam merah.
Selain itu mereka juga mengaitkan peniti di pakaian dalam yang mereka kenakan.
(*)
Dikatain Songong, Abidzar Beri Jawaban Ini Saat Disinggung Soal Sintya Marisca: Kalian yang Halu Aku yang Dihujat!
Source | : | intisari,Grid Fame |
Penulis | : | Hana Futari |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |