Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Cemilan merupakan salah satu hal yang disukai masyarakat di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Setiap rumah hampir menyediakan cemilan atau snack yang bisa dinikmati saat bersantai.
Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Jumat (10/12/2021), karakteristik masyarakat kita suka nonton televisi, di mana snack paling cocok dijadikan teman menonton tv.
Selain itu, masyarakat Indonesia gemar berkumpul dan membuat acara, yang pasti juga tersedia makanan.
Salah satu jenis snack yang digemari adalah camilan kering seperti kacang goreng, pilus, kuping gajah, jagung pipil bakar, keripik kentang, dan lain sebagainya.
Snack jenis ini adalah yang paling disukai.
Berdasarkan pengamatan Pietra Sarosa, konsultan keuangan dari Sarosa Consulting Group, snack yang lebih disukai masyarakat kita adalah yang mengeluarkan bunyi "kriuk... kriuk....", jadi jenisnya yang renyah dan garing.
"Orang Indonesia kan sering menganggap bahwa makan yang seru itu adalah yang ribut. Itu sebabnya mereka butuh kerupuk. Tidak di semua negara ada kerupuk, lho. Fungsinya kan hanya untuk meramaikan suasana makan," kata Pietra.
Mayoritas camilan kering ini memiliki ukuran kecil sehingga sangat mudah diambil dan dimasukkan ke mulut.
Selain itu, camilan kering cepat membuat orang haus. Setelah minum, orang itu akan mengonsumsi lagi.
Biasanya, snack yang dinikmati masyarakat di Indonesia salah satunya snack curah.
Selain karena harganya yang lebih murah, snack curah juga bisa dibeli sesuai kebutuhan karena pengemasannya tidak selalu dalam bentuk yang besar.
Konsumen bisa membeli sesuai dengan kebutuhan dan biasanya akan dikemas berdasarkan satuan gram.
Namun, perlu diperhatikan dan harus berhati-hati dalam membeli snack curah.
Pasalnya, di negara India sempat viral foto cara produsen mengemas snack curah.
Di mana prosesnya membuat jijik dan membuat penikmat snack curah harus berpikir dua kali untuk membeli.
Dalam foto tersebut, snack yang nantinya akan dikonsumsi diletakkan di lantai, bahkan terinjak-injak kaki para pekerjanya.
Proses pengemasan snack yang viral ini tampak tidak terjaga kebersihannya.
Selain viral karena terkena kaki para pekerjanya, pengemasan snack yang viral ini juga terlihat dilakukan di tempat terbuka.
Tentunya kebersihan dari snack ini tidak bagus dan bisa saja terdapat sumber penyakit di sana.
Kalau sudah lihat begini, masih mau makan?
(*)
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |