Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari
Grid.ID - Seorang bocah 3 tahun bernama Aaron Fraser harus mengalami kejadian tak menyenangkan lantaran kehilangan ibu kandungnya, Bonnie Haim pada 1993.
Aaron Fraser sebenarnya mengetahui tentang misteri hilangnya sang ibu dan sempat menyampaikan ke pihak kepolisian.
Dikutip Grid.ID dari Intisari Online, Aaron terus meyakinkan orang-orang bahwa ibunya dijahati orang, namun tak satupun percaya padanya.
Aaron yang saat itu masih berusia balita mengatakan bahwa sang ibu disakiti oleh ayahnya.
Aaron juga menyebut bahwa sang ayah menembak ibunya dan tak bisa membangunkannya kembali.
Michael, suami Bonnie adalah tersangka utama, tetapi tidak ada bukti untuk menghubungkannya dengan kejahatan.
Bahkan keluarga Bonnie tidak yakin Aaron mengerti apa yang dia katakan dan mengatakan dia dicuci otak oleh penyelidik yang ingin menyelesaikan kasus ini.
Sementara itu, Michael mengatakan bahwa Bonnie melarikan diri dari rumah mereka setelah keduanya terlibat perselisihan.
Michael juga mengatakan bahwa dia sempat mencari Bonnie setelah beberapa menit sang istri pergi dari rumah.
Sementara itu, diwartakan Grid.ID, Aaron kemudian ditempatkan di panti asuhan.
Bocah tersebut kemudian diadopsi oleh orang tua angkatnya dan diberi nama keluarga Fraser.
Ketika Aaron tumbuh dewasa, ingatan tentang apa yang dia lihat mulai memudar.
Akan tetapi dia tidak pernah kehilangan kepercayaan bahwa ayahnya telah membunuh ibunya.
Bonnie tetap tak ditemukan, tidak ada yang percaya Bonnie masih hidup, dan pada 1999 ia dinyatakan mati secara hukum.
Michael pindah ke Carolina Selatan untuk mencoba melarikan diri dari kontroversi, juga untuk menghabiskan asuransi jiwa Bonnie.
Akhirnya pada 2005, Aaron, dengan bantuan keluarga barunya, mengajukan gugatan atas pernyataan kematian tidak sah ibunya terhadap ayahnya dan menang.
Dia dianugerahi 26,3 juta dolar AS dan kepemilikan rumah masa kecilnya di mana dia menghabiskan tiga tahun berharga bersama ibunya.
Rumah itu telah ditempati oleh penyewa sejak Michael pindah pada tahun 2000.
Banyak yang mengeluh ada perasaan tidak enak di rumah dan curiga rumah itu berhantu.
Penyewa selalu melarang penghuni memiliki anjing dan melakukan lansekap atau menggali di halaman belakang.
Tetapi pemilik baru, Aaron, bertekad untuk melakukan apa saja untuk menghidupkan kembali rumah itu.
Itu adalah tempat terakhir dia memiliki kenangan tentang ibunya.
Pada Desember 2014 atau tepatnya 21 tahun setelah ibunya lenyap, Aaron, yang telah berusia 24 tahun, menggali kebun belakang bersama seorang anggota keluarga.
Ada kolam renang dan pancuran luar yang tidak lagi digunakan, dan pasangan itu membersihkan daerah itu.
Ketika mereka memecahkan beton, Aaron mengangkat lempengan dan menemukan kantong plastik.
Aaron sempat berpikir jika benda itu adalah kelapa jatuh.
Tetapi ketika Aaron mengambilnya untuk melihat lebih dekat, dia melihat sebuah lubang, dan ketika dia melihatnya Aaron pun terkejut karena dia bisa melihat gigi dan rongga mata.
Aaron menyadari bahwa ia sedang memegang tengkorak manusia.
Dengan panik, pikirannya mulai mengumpulkan apa yang dia temukan dan sampai pada kesimpulan yang menyedihkan - dia memegang tengkorak ibunya.
Polisi dipanggil, dan tak lama kemudian tes DNA mengungkapkan bahwa jasad itu milik Bonnie.
Dari kejadian tersebut disimpulkan bahwa Bonnie telah dibunuh dengan 'upaya yang tidak ditentukan'.
Akan tetapi ada selongsong peluru kaliber 22 di dekat tubuh yang cocok dengan senapan milik Michael, sementara cedera di panggul Bonnie konsisten dengan luka tembak.
Michael ditangkap dan diekstradisi kembali ke Jacksonville di mana ia didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua.
Ternyata kesaksian Aaron di usia 3 tahun adalah benar.
Dia mengetahui selama ini bahwa ayahnya telah membunuh ibunya dan menguburkannya di rumah keluarga.
(*)
Source | : | Intisari,Grid.ID |
Penulis | : | Hana Futari |
Editor | : | Nesiana |