"Saya pikir itu semacam lelucon sadis," kata seorang wanita berusia 70 tahun bernama Helena kepada surat kabar Sol Portugal.
"Saya belum pernah mendengar tentang pria itu."
"Saya menelepon pengacara dan dia mengatakan bahwa pria itu memilih nama dari buku telepon," kata pensiunan Vitor Mendes kepada surat kabar itu.
"Kita tidak mungkin mendapat sebanyak itu. Bayangkan, dia menyebutkan 70 nama!"
Beberapa warisan yang diberikan Luis Carlos kepada ahli waris acaknya itu antara lain properti berupa apartemen 12 kamar di pusat Lisbon serta rumah di dekat kota utara Guimaraes.
Selain itu, ada pula beberapa rekening bank yang sehat, sebuah mobil mewah, dan dua sepeda motor atas namanya.
Semua wasiat Luis Carlos dengan ahli waris acaknya, masing-masing hanya memperoleh beberapa ribu euro saja.
Luis dibesarkan oleh seorang pengasuh dan mewarisi real estate berharga dari neneknya.
Sedikit demi sedikit, dia jual untuk melampiaskan pada hasrat besarnya, berupa sepeda motor, menembak, dan minum minuman keras.
Anibal Castro, seorang mantan teman Luis yang menyaksikan surat wasiat itu mengatakan bahwa Luis sengaja menyerahkan barangnya kepada orang asing.
"Dia pikir tidak akan menyerahkan kepada negara, karena telah merampok uangnya sepanjang hidupnya.
Source | : | Intisari.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |