“Sejak adanya pompa air yang menyalurkan air dari sumber air ke pemukiman warga dan lahan pertanian membuat kami bisa bercocok tanam secara berkelanjutan,” ujar Roni.
Warga desa kini tak hanya menanam jagung dan bawang merah. Mereka juga menanam sayur-mayur, seperti kacang panjang, buncis, kubis, terong, dan sawi putih. Hasil panen yang diperoleh berkualitas lebih baik dan bisa dijual untuk menambah pemasukan warga desa.
“Dulu kami hanya bercocok tanam untuk konsumsi sendiri. Tetapi kini kami bisa menjualnya karena hasil sayurannya lebih segar setelah disiram dengan air bersih dari pompa air,” kata Roni.
Roni juga menceritakan sejak adanya pembangunan pompa dirinya bisa bisa memperoleh sekitar Rp 800.000 sampai Rp1.000.000 untuk satu kali panen.
“Dulu pendapatan saya hanya sekitar Rp 200.000, kini meningkat hingga 400 persen,” ujar Roni semringah.
Membuat warga desa lebih produktif
Mudahnya akses air bersih tidak hanya meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian warga Desa Pana. Sekretaris Desa Pana, Simring Taopan, mengatakan masyarakat kini bisa lebih produktif.
Simring mengatakan, masyarakat tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk berjalan kaki menuju sumber air. Waktu yang dimiliki bisa difokuskan untuk bercocok tanam, bersekolah, dan menenun.
“Saat ini telah ada tangki air di dekat rumah warga. Satu tangki air diperuntukkan untuk mencukupi kebutuhan per tiap 6 kepala keluarga,” kata Simring.
Lebih lanjut, Simring memaparkan, tangki air juga disediakan di dekat lahan pertanian warga untuk irigasi serta di beberapa fasilitas umum seperti tempat ibadah dan sekolah.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |