Laporan Wartawan Grid.ID, Corry Wenas Samosir
Grid.ID - Aktris Laura Basuki memerankan sebagai Ino di film Before, Now & Then (NANA).
Dalam film tersebut, Laura Basuki harus mempelajari bahasa Sunda.
Hal ini lantaran seluruh dialog di film karya sutradara Kamila Andini menggunakan bahasa Sunda.
Hal itu pun menjadi satu tantangan untuk perempuan kelahiran 1988 itu.
Sebab Laura sendiri bukan wanita berdarah Sunda atau lahir di tanah Sunda.
Dia harus banyak belajar berbahasa Sunda, terutama di dalam cengkok dan pelafalan eu dalam Bahasa Sunda.
"Sebenarnya yang paling sulit di Bahasa Sunda itu cengkok mereka, eu-nya itu susah banget. Itu yang paling lama, belajar eu-nya itu," kata Laura Basuki saat Grid.ID temui di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Jumat (21/1/2022).
Ditambah dengan bahasa Sunda di tahun 50-an, hal itu membuat Laura Basuki harus lebih lagi mempelajari bahasa Sunda zaman dulu.
Baca Juga: Main di Before, Now & Then (NANA), Laura Basuki Bongkar Alasan Terima Tawaran Jadi Wanita Simpanan
"Sundanya sangat halus, jadi ketika ngobrol sama Teh Happy juga dia bilang banyak sekali kata-kata yang di kuping dia asing, karena tahun 1950."
"Dan sekarang itu sudah jauh berbeda bahasanya," ucap Laura Basuki.
Untungnya, tim produksi sudah menyiapkan mentor bahasa Sunda khusus untuk melatih para pemain.
"Memang kuncinya sih dalam film berbahasa yang bukan bahasa lidah sendiri hafal dulu."
"Sudah hafal disiapkan mentor sastrawan Bandung, jadi mereka yang melatih cara pelafalan, gimana nadanya, arti setiap kata," paparnya.
Film Before, Now & Then (NANA) bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang hidup di daerah Jawa Barat di era 1960-an yang diangkat dari sebuah kisah nyata kehidupan Raden Nana Sunani.
Kisah seorang perempuan yang melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak.
Ia lalu menjalani hidupnya yang baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya.
Sesuai latar tempatnya, film ini akan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama yang dipakai di film.
Film “Before, Now & Then (NANA)” berhasil lolos dan terseleksi dalam program kompetisi utama yang merupakan program inti dari Berlinale film festival.
Total 18 film terpilih, baik dari sutradara
yang telah mapan maupun dari sutradara muda yang sedang naik daun, akan berkompetisi untuk memperebutkan penghargaan ‘Golden Bear’ dan ‘Silver Bear’.
Dengan visi merangkul keragaman sinema dan cakupan produksinya yang luas di abad ke-21 ini, program kompetisi ini memiliki tujuan untuk memberi kejutan, menghibur, serta memperkaya tontonan pada para penonton dan profesional industri.
Tahun ini film “Before, Now & Then (NANA)” akan berkompetisi bersama film-film dari pembuat film dunia ternama seperti sutradara Carla Simon, Claire Denis, Rithy Panh, Denis Cote, Paolo Taviani, Ulrich Siedl, Andreas Dresen, Hong Sang Soo, Isaki Lacuesta, dan François Ozon.
(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Penulis | : | Corry Wenas Samosir |
Editor | : | Deshinta N |