Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Ian Kasela merespon ucapan Edy Mulyadi yang mengkritik soal perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur.
Edy Mulyadi menyebut bahwa Kalimantan merupakan tempat 'Jin buang anak', yang tentunya menyinggung banyak pihak, termasuk Ian Kasela yang merupakan warga asli Kalimantan.
Dalam video singkat yang diunggahnya di Instagram, Ian Kasela tampak naik pitam karena kesal tanah kelahirannya dihina tanpa sebab.
“Bangs**, sialan, itu yang pantas ucapan untuk orang yang berani menghina orang Kalimantan."
"Maaf gue gak bisa diam kalau tanah daerah kelahiran gue di hina! Apa salah kalimantan?" tulis Ian Kasela, dikutip dari Instagram-nya, Selasa (25/1/2022).
Vokalis band Radja itu juga meminta agar pihak terkait mendapatkan hukuman yang sesuai karena ulahnya.
Hal ini juga dapat menjadi pembelajaran kepada semua masyarakat agar tak memulai perselisihan dengan menghina daerah tertentu.
"Mudah-mudahan ada pihak yang lebih faham dari segi hukum untuk memproses manusia yang berani menghina suatu daerah dengan atau tanpa alasan apapun."
"Agar ada efek jera kepada yang laen nanti nya juga kalo mau berbuat hal yang sama yaaah," ujar Ian.
Ian juga meminta agar warga tidak mengkritik daerah Kalimantan yang akan menjadi pusat ibu kota.
Baginya, warga seharusnya mengkritik pemerintah yang memutuskan kebijakan tersebut. Ian juga tak lupa menandai Instagram Presiden Joko Widodo dalam unggahannya.
"Jika ingin mengkritik, kritiklah kebijakannya.. bukan daerahnya !! Salam bungas warga banua @jokowi," tutupnya.
Soal ucapannya yang menyinggung warga Kalimantan, Edy Mulyadi telah mengucapkan permintaan maafnya.
Melansir Kompas,com, Edy menyebut bahwa istilah 'Jin buang anak' adalah istilah yang biasa digunakan, bahkan istilah serupa juga sempat digunakan untuk kawasan BSD dan Monas.
“Nah di Jakarta, tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan tempat yang jauh.”
“Jangankan Kalimantan, istilah, mohon maaf ya, Monas itu dulu tempat jin buang anak. BSD tuh tahun '80-an masih tempat jin buang anak. Istilah biasa,” ucapnya.
Meski ada banyak pro kontra dalam ucapannya, Edy tetap meminta maaf kepada semua pihak yang merasa tersinggung.
“Itu mau dianggap salah, tidak salah saya tetap minta maaf,” kata Edy.
Untuk diketahui bahwa Edy awalnya mengungkapkan kalimat tersebut saat mengomentari perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur yang menurutnya tidak tepat.
"Bisa memahami enggak, ini ada tempat elite punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendirian, lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak."
"Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak genderuwo ngapain bangun di sana," katanya.
(*)
Mendadak Catwalk, Fitri Tropica Bangga Berhasil Ajak sang Suami Tampil Jadi Model
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Citra Widani |
Editor | : | Nesiana |