Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Beberapa waktu belakangan, harga bahan pokok sempat naik di luar harga normal.
Diawali dengan harga minyak goreng yang melambung tinggi hingga langka.
Meskipun Pemerintah sudah membuat peraturan soal harga minyak goreng, tapi hal tersebut tidak terjadi secara merata.
Mengutip Tribunnews.com, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui hal itu karena masih adanya stok lama.
"Tapi ini kami pastikan hanya sementara, saat ini terjadi kepanikan para pedagang terhadap stok lama yang sudah dibeli tinggi. Jadi harga tetap tinggi karena pedagang mau menghabiskan stok dulu," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan, Selasa (8/2/2022).
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Sawit.
Adapun rinciannya adalah minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.
Permendag Nomor 6 Tahun 2022 tersebut berlaku mulai 1 Februari 2022.
Kemudian, Kemendag memprediksi dalam waktu dekat harga tempe dan tahu juga akan mengalami kenaikan di tingkat konsumen sampai 6 bulan ke depan.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, apabila harga kedelai mencapai Rp 12.000 per kilogram, maka harga jual tempe di konsumen akhir akan naik Rp 300 menjadi Rp 10.600 per kilogram.
Sementara itu, harga tahu naik Rp 50 menjadi Rp 700 per potong.
"Diperkirakan naik sampai Juli (2022). Kalau Rp 12.000 tidak terlampaui ya. Sekarang ini harga kedelai masih Rp 11.500. Jadi harga tempe Rp 10.300 per kilogram dan tahu Rp 650 per potong," kata Oke dalam konferensi pers, Jumat (11/2/2022).
Banyaknya harga bahan pokok yang naik, membuat kita harus memutar otak mengatur pengeluaran belanja agar tetap aman.
Berikut ini cara mengatur uang belanja bulanan menurut pakar:
1. Perhitungan yang matang
Bola Sokunbi, pendiri dan CEO Clever Girl Finance dan penulis seri buku “Clever Girl Finance” menjelaskan betapa pentingnya membuat rencana makanan apa yang akan dimasak dan berapa orang yang mengonsumsinya.
Pendapat serupa dijelaskan Laura Dempster, pendiri dan blogger The Thrifty Londoner, mengecek pengeluaran saat berbelanja selama beberapa minggu akan membantu mengetahui pola belanja.
Artinya, kita bisa menentukan apakah akan membeli barang-barang tertentu dalam jumlah besar atau membeli barang umum untuk menghemat uang.
2. Daftar masakan
Cobalah menyusun daftar makanan apa saja yang akan dimasak selama satu minggu.
Hal ini bertujuan agar kita tidak sembrono dalam membeli bahan makanan.
Penting juga memikirkan barang-barang yang tidak tahan lama, seperti ikan, telur, daging, dan produk susu.
3. Waktu belanja
Sokunbi menjelaskan kalau seseorang ingin menghemat pengeluaran saat berbelanja, ada baiknya pergi ke swalayan saat tengah pekan.
Sebab rata-rata swalayan akan memberikan diskon yang lebih karena mereka akan menyiapkan produk-produk baru yang siap dijual saat akhir pekan.
Selain itu, situasi di dalam swalayan relatif lebih sepi daripada di akhir pekan.
4. Perhatikan waktu kadaluarsa
Sudah jadi rahasia umum kalau cara berbelanja yang lebih hemat adalah dengan membeli barang yang mendekati kadaluarsa.
Meskipun produk makanan masih bisa dikonsumsi walau sudah melewati tanggal kadaluwarsa, Dempster menjelaskan hal ini tidak efektif.
Sebab biasanya makanan hanya akan disimpan di lemari pendingin dan tidak dimasak.
5. Jangan tergiur promo
Ternyata tawaran “beli 1, gratis 1” tidak selamanya menguntungkan.
Barang promo tersebut sebaiknya tidak dibeli jika memang tidak ada di daftar belanjaan.
Apabila pembeli kepincut dengan penawaran tersebut, dikhawatirkan biaya yang dikeluarkan saat berbelanja akan membengkak dari yang direncanakan, loh.
6. Lokasi belanja
Kalau mau lebih hemat, sebaiknya tidak berbelanja di supermarket.
Pasar atau toko grosir biasanya akan memberikan harga yang lebih miring.
7. Kembalikan barang
Terkadang, ada barang yang dibeli tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
Apabila swalayan tempat berbelanja memungkinkan pengembalian barang selama produk masih tersegel, maka jangan takut untuk mengembalikan atau menukarnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |