Grid.ID - Sebelum menikah, gadis ini memutuskan melakukan hymenoplasty atau operasi keperawanan.
Sang gadis ingin melakukan operasi keperawanan demi menyenangkan calon suami.
Namun saat malam pertama, sang gadis justru kecewa ketika mendengar pengakuan suaminya.
Hymenoplasty merupakan istilah medis untuk operasi keperawanan.
Pasien akan melakukan rekontruksi kembali pada selaput dara agar dapat kembali perawan.
Kisah wanita yang kecewa usai melakukan operasi keperawanan ini dirasakan Swati Srivastava.
Melalui laman timesofindia.indiatimes.com, ia bercerita tentang keputusannya melakukan operasi hymenoplasty sebelum ia menikah.
Swati memiliki kehidupan yang buruk di masa lalu sehingga kini ia tidak lagi perawan.
Gambaran pernikahan yang suci dengan laki-laki pilihan keluarganya membuat ia memutuskan untuk melakukan operasi.
Namun kemudian dia menyesali keputusannya.
Apa alasannya?
Saat pertama kali bertemu, Aditya terlihat begitu sempurna.
Memiliki perkerjaan yang baik, rendah hati dan ramah.
Mereka memutuskan untuk menikah.
Swati tidak bisa membayangkan apabila Aditya tahu bahwa dia tak lagi perawan.
Lantas ia bertanya kepada temannya dan memutuskan untuk melakukan operasi hymenoplasty.
Operasi tersebut merekontruksi kembali selaput daranya.
Rasa sayangnya terhadap Aditya dan tidak ingin kehilangan membuat Swati yakin melakukan hal tersebut.
Namun ia tidak memikirkan jangka panjangnya di kemudian hari apa yang akan terjadi.
Biaya yang ia keluarkkan adalah 50000 rupee atau sekitar Rp10.541.850,- pada sebuah klinik.
Prosedurnya hanya berlangsung 1 jam, setelah itu Swati diminta meminum antibiotik dan obat lainnya.
Swati harus menunggu 15 hari agar selaput daranya sempurna dan tidak diperbolehkan melakukan aktivitas fisik yang berat.
Sebulan pasca menikah Swati berbulan madu dengan Adit di Okney, Skotlandia.
Mereka menikmati bulan madunya.
Adit menanyakan masalalu Swati, dan Swati mengatakan bahwa ia masih perawan.
Ada perasaan bersalah dari Swati karena ia berbohong.
Baca Juga: Bisnis Lelang Keperawanan Menjadi Tren, Bayaran Tertinggi Bisa Mencapai Rp30 Miliar Sekali Kencan
Namun, saat pertanyaan ditujukan kepada Adit semua berubah.
Adit mengaku telah melakoni hubungan seks dengan wanita lain sebelumnya selama 5 tahun.
Bahkan ia lakukan secara berkelompok.
Dia telah memutuskan akan menjadi pria lajang setelah bertemu Swati.
Dia begitu terpukul dan malu atas perbuatan yang ia lakukan.
Terlebih mengetahui apa masa lalu Adit.
Dia seperti ingin menghilang saja.
Swati menyesali kebodohan yang ia lakukan, dan banyaknya jumlah uang yang ia keluarkan karena uang tersebut dapat ia gunakan untuk membantu orang lain.
Dia berbohong pada suaminya dan tetap mempertahankan kebohongannya, dan itu menjadi beban untuknya.
Tidak ada yang perlu yang disembunyikan dengan pasangan, katakanlah jujur apa adanya.
Cinta adalah menemukan seseorang yang mencintai apa adanya, sekalipun itu tentang keperawanan.
Ketika Keperawanan Dipersoalkan
Dalam buku Healthy Sexual 3 terbitan PT Intisari Mediatama persoalan keperawanan ini juga dibahas secara mendalam.
Di masa lalu, darah di malam pertama menjadi tanda keperawanan seorang wanita. Sehelai kain putih dijadikan alas tidur kedua mempelai.
Jika di pagi hari tak ada bercak, secara adat sang suami berhak mengembalikan mempelai putri pada keluarganya.
Pernikahan batal. Bahkan ada yang menuntut mahar dikembalikan.
Si wanita akan dikucilkan dan menanggung malu selamanya. Sampai akhirnya ada lelaki yang bersedia mengawininya, tapi ia harus dibawa pergi dari komunitas itu.
Ternyata, pemuliaan keperawanan masih dianut sebagian lelaki hingga masa kini. Bahkan mungkin sebagian besar lelaki.
Dra. Ieda Purnomo Sigit Sidi, psikolog, memahami bahwa kepercayaan orang yang menjumpai istrinya tidak perawan akan terlukai.
Tapi ia mengingatkan, robeknya selaput dara bukan hanya akibat hubungan seksual. Bisa jadi karena selaputnya terlalu kenyal, lubangnya terlalu besar, atau bahkan jatuh dari sepeda sewaktu kecil.
Justru kepada lelaki seperti itu Ida bertanya, sudahkah ia memberi hak pada istrinya untuk menuntut keperjakaan dirinya? Dikatakan, setiap orang memiliki masa lalu, sementara kehidupan adalah tiga serangkai: kemarin, kini, dan esok.
Bukankah masih ada hari ini ke depan untuk membangun komitmen baru, rasa kepercayaan baru, ketimbang mengubek masa lalu yang membuat perkawinan itu jadi neraka?
Itulah akibat dunia ini didominasi laki-laki.
"Mereka yang membuat peraturan, pastilah dicari yang tidak menyusahkan mereka. Jadi, tuntutan lebih banyak ditujukan pada perempuan."
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul 'Susah Payah Lakukan Operasi Keperawanan untuk Menikah, Wanita Ini Justru Menyesal Setelah Tahu Siapa Suaminya'
(*)
Nagita Slavina Diam-diam Punya Toko Berlian, Raffi Ahmad Syok saat Diajak Berkunjung ke Toko sang Istri: Ini Milik Kamu?
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |