Laporan Wartawan Grid.ID, Novia
Grid.ID - Sejak pandemi covid-19 berkembang secara global, virus ini memang cukup mengubah banyak hal.
Pandemi Covid-19 telah memunculkan cara hidup yang benar-benar baru.
Sementara kita masih berusaha untuk berjuang kembali ke kehidupan normal, yang hidup sehat tanpa masker dan kembali bergerombol.
Ya, banyak dari kita menunggu situasi untuk kembali ke era sebelum pandemi.
Namun faktanya, kita telah tersentuh dan diubah oleh dampak covid-19.
Karena itu, tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa dunia akan menjadi tempat yang berbeda pasca pandemi.
Dikutip dari Pinkvilla.com, Selasa (1/3/2022), Dr. Jyoti Kapoor, seorang psikiater mengungkap dampak yang luar biasa.
Terkait kesehatan mental, ia memaparkan masalah signifikan yang terjadi selama pandemi Covid-19, terutama bagi remaja.
Sebab, generasi muda saat ini disebutkan tidak dapat hidup sesuai dengan naluri alaminya.
Hal ini dikarenakan mereka tidak dapat terhubung secara fisik dengan teman sebaya.
Selain itu, mereka juga tidak dapat mengikuti rutinitas disiplin yang teratur dari bangun hingga tidur lagi.
Bahkan untuk pola makan dan pergi ke sekolah.
Saat ini anak-anak dan remaja terlalu banyak melakukan aktivitas online untuk menjaga diri.
Dari kegiatan yang dijalani, semuanya memiliki efek yang luas pada kepribadian mental yang sedang berkembang.
Apalagi, banyak anak-anak muda kehilangan kakek-nenek, orang tua dan orang-orang tersayangnya.
Tentu saja, ini semakin meningkatkan ketakutan mereka sendiri.
Semua ini memiliki potensi untuk membangun kepribadian yang cenderung cemas dalam lingkungan sosial.
Dr. Jyoti Kapoor menyampaikan anak-anak remaja akan lebih memilih dunia maya daripada dunia nyata.
Kemungkinan buruknya, mungkin mereka memiliki fobia yang signifikan tentang penyakit, rasa tidak aman, yang memicu gangguan stres.
Oleh karena itu, sangat penting untuk fokus pada ketakutan dan dilema generasi muda dengan menanamkan sikap positif dan rasa aman.
Jika sudah begini, peran orang tua memang sangat diperlukan.
Saat anak-anak mulai banyak menanggung kecemasan, ada baiknya melakukan filosofi positif toleransi dan ketahanan.
Hal ini bisa dilakukan dengan menginspirasi orang lain, mempertahankan iman dan menjadi lebih kuat dengan kesulitan.
Kita perlu fokus pada peluang yang dihadirkan oleh sebuah tantangan sehingga kita dapat mempelajari pelajaran dan berubah menjadi lebih baik!
(*)
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | pinkvilla.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari K |